Pages

Ads 468x60px

Gadis Kecil Yang Sholihah

Aku akan meriwayatkan kepada anda kisah yang sangat berkesan ini, seakan-akan anda mendengarnya langsung dari lisan ibunya. Berkatalah ibu gadis kecil tersebut:

Saat aku mengandung putriku, Afnan, ayahku melihat sebuah mimpi di dalam tidurnya. Ia melihat banyak buruk pipit yang terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yang sangat cantik, terbang jauh meninggi ke langit. Maka aku bertanya kepada ayah tentang tafsir dari mimpi tersebut. Maka ia mengabarkan kepadaku bahwa burung-burung pipit tersebut adalah anak-anakku, dan sesungguhnya aku akan melahirkan seorang gadis yang bertakwa. Ia tidak menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tidak meminta tafsir tentang takwil mimpi tersebut.

Setelah itu aku melahirkan putriku, Afnan. Ternyata dia benar-benar seorang gadis yang bertakwa. Aku melihatnya sebagai seorang wanita yang shalihah sejak kecil. Dia tidak pernah mau mengenakan celana, tidak juga mengenakan pakaian pendek, dia akan menolak dengan keras, padahal dia masih kecil. Jika aku mengenakan rok pendek padanya, maka ia mengenakan celana panjang di balik rok tersebut.

Afnan senantiasa menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Setelah dia menduduki kelas 4 SD, dia semakin menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Dia menolak pergi ke tempat-tempat permainan, atau ke pesta-pesta walimah. Dia adalah seorang gadis yang berpegang teguh dengan agamanya, sangat cemburu di atasnya, menjaga shalat-shalatnya, dan sunnah-sunnahnya. Tatkala dia sampai SMP mulailah dia berdakwah kepada agama Allah. Dia tidak pernah melihat sebuah kemungkaran kecuali dia mengingkarinya, dan memerintah kepada yang ma'ruf dan senantiasa menjaga hijabnya.
 
Permulaan dakwahnya kepada agama Allah adalah permulaan masuk Islamnya pembantu kami yang berkebangsaan Srilangka.

Ibu Afnan melanjutkan ceritanya:
Tatkala aku mengandung putraku, Abdullah, aku terpaksa mempekerjakan seorang pembantu untuk merawatnya saat kepergianku, karena aku adalah seorang karyawan. Ia beragama Nashrani. Setelah Afnan mengetahui bahwa pembantu tersebut tidak muslimah, dia marah dan mendatangiku seraya berkata: "Wahai ummi, bagaimana dia akan menyentuh pakaian-pakaian kita, mencuci piring-piring kita, dan merawat adikku, sementara dia adalah wanita kafir?! Aku siap meninggalkan sekolah, dan melayani kalian selama 24 jam, dan jangan menjadikan wanita kafir sebagai pembantu kita!!"

Aku tidak memperdulikannya, karena memang kebutuhanku terhadap pembantu tersebut amat mendesak. Hanya dua bulan setelah itu, pembantu tersebut mendatangiku dengan penuh kegembiraan seraya berkata: "Mama aku sekarang menjadi seorang muslimah, karena jasa Afnan yang terus mendakwahiku. Dia telah mengajarkan kepadaku tentang Islam." Maka akupun sangat bergembira mendengar kabar baik ini.

Saat Afnan duduk di kelas 3 SMP, pamannya memintanya hadir dalam pesta pernikahannya. Dia memaksa Afnan untuk hadir, jika tidak maka dia tidak akan ridha kepadanya sepanjang hidupnya. Akhirnya Afnan menyetujui permintaannya setelah ia mendesak dengan sangat, dan juga karena Afnan sangat mencintai pamannya tersebut.

Afnan bersiap untuk mendatangi pernikahan itu. Dia mengenakan sebuah gaun yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik. Setiap orang yang melihatnya akan terkagum-kagum dengan kecantikannya. Semua orang kagum dan bertanya-tanya, siapa gadis ini? Mengapa engkau menyembunyikannya dari kami selama ini?

Setelah menghadiri pernikahan pamannya, Afnan terserang kanker tanpa kami ketahui. Dia merasakan sakit yang teramat sakit pada kakinya. Dia menyembunyikan rasa sakit tersebut dan berkata: "Sakit ringan di kakiku." Sebulan setelah itu dia menjadi pincang, saat kami bertanya kepadanya, dia menjawab: "Sakit ringan, akan segera hilang insya Allah." Setelah itu dia tidak mampu lagi berjalan. Kamipun membawanya ke rumah sakit.

Selesailah pemeriksaan dan diagnosa yang sudah semestinya. Di dalam salah satu ruangan di rumah sakit tersebut, sang dokter berkebangsaan Turki mengumpulkanku, ayahnya, dan pamannya. Hadir pula pada saat itu seorang penerjemah, dan seorang perawat yang bukan muslim. Sementara Afnan berbaring di atas ranjang.

Dokter mengabarkan kepada kami bahwa Afnan terserang kanker di kakinya, dan dia akan memberikan 3 suntikan kimiawi yang akan merontokkan seluruh rambut dan alisnya. Akupun terkejut dengan kabar ini. Kami duduk menangis. Adapun Afnan, saat dia mengetahui kabar tersebut dia sangat bergembira dan berkata "Alhamdulillah... alhamdulillah... alhamdulillah." Akupun mendekatkan dia di dadaku sementara aku dalam keadaan menangis. Dia berkata: "Wahai ummi, alhamdulillah, musibah ini hanya menimpaku, bukan menimpa agamaku."

Diapun bertahmid memuji Allah dengan suara keras, sementara semua orang melihat kepadanya dengan tercengang!!

Aku merasa diriku kecil, sementara aku melihat gadis kecilku ini dengan kekuatan imannya dan aku dengan kelemahan imanku. Setiap orang yang bersama kami sangat terkesan dengan kejadian ini dan kekuatan imannya. Adapun penerjemah dan para perawat, merekapun menyatakan keislamannya!!

Berikutnya adalah perjalanan dia untuk berobat dan berdakwah kepada Allah.

Sebelum Afnan memulai pengobatan dengan bahan-bahan kimia, pamannya meminta akan menghadirkan gunting untuk memotong rambutnya sebelum rontok karena pengobatan. Diapun menolak dengan keras. Aku mencoba untuk memberinya pengertian agar memenuhi keinginan pamannya, akan tetapi dia menolak dan bersikukuh seraya berkata: "Aku tidak ingin terhalangi dari pahala bergugurannya setiap helai rambut dari kepalaku."

Kami (aku, suami dan Afnan) pergi untuk pertama kalinya ke Amerika dengan pesawat terbang. Saat kami sampai di sana, kami disambut oleh seorang dokter wanita Amerika yang sebelumnya pernah bekerja di Saudi selama 15 tahun. Dia bisa berbicara bahasa Arab. Saat Afnan melihatnya, dia bertanya kepadanya: "Apakah engkau seorang muslimah?" Dia menjawab: "Tidak."

Afnanpun meminta kepadanya untuk mau pergi bersamanya menuju ke sebuah kamar kosong. Dokter wanita itupun membawanya ke salah satu ruangan. Setelah itu dokter wanita itu kemudian mendatangiku sementara kedua matanya telah terpenuhi linangan air mata. Dia mengatakan bahwa sesungguhnya sejak 15 tahun dia di Saudi, tidak pernah seorangpun mengajaknya kepada Islam. dan di sini datang seorang gadis kecil yang mendakwahinya. Akhirnya dia masuk Islam melalui tangannya.

Di Amerika, mereka mengabarkan bahwa tidak ada obat baginya kecuali mengamputasi kakinya,karena dikhawatirkan kanker tersebut akan menyebar sampai ke paru-paru dan akan memarikannya akan tetapi Afnan sama sekali tidak takut terhadap amputasi, yang dia khawatirkan adalah perasaan kedua orangtuanya.

PAda suatu hari Afnan berbicara dengan salah satu temanku melalui Messenger. Afnan bertanya kepadanya: "Bagaimana menurut pendapatmu, apakah aku akan menyetujui mereka untuk mengamputasi kakiku?" Maka dia mencoba untuk menenangkannya, dan bahwa mungkin kaki palsu sebagai gantinya. Maka Afnan menjawab dengan satu kalimat: "Aku tidak memperdulikan kakiku, yang aku inginkan adalah mereka meletakkanku di dalam kuburku sementara aku dalam keadaan sempurna. " Temanku tersebut berkata: "Sesungguhnya setelah jawaban Afnan, aku merasa kecil di hadapan Afnan, Aku tidak memahami sesuatupun, seluruh pikiranku saat itu tertuju kepada bagaimana dia nanti akan hidup, sedangkan fikirannya lebih tinggi dari itu, yaitu bagaimana nanti dia akan mati."

Kamipun kembali ke Saudi setelah kami amputasi kaki Afnan, dan tiba-tiba kanker telah menyerang paru-paru!!

Keadaannya sungguh membuat putus asa, karena mereka meletakkannya di atas ranjang, dan disisinya terdapat sebuah tombol. Hanya dengan menekan tombol tersebut maka dia akan tersuntik dengan jarum bius dan jarum infus.

Di rumah sakit tidak terdengar suara adzan dan keadaannya seperti orang yang koma. Tetapi hanya dengan masuknya waktu shalat dia terbangun dari komanya, kemudian meminta air, kemudian wudhu dan shalat, tanpa ada seorangpun yang membangunkannya!!

Di hari-hari terakhir Afnan, para dokter mangabari kami bahwa tidak ada gunanya lagi ia di rumah sakit. Sehari atau dua hari lagi dia akan meninggal. Aku ingin dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di rumah ibuku.

Di rumah, dia tidur di sebuah kamar kecil. Aku duduk di sisinya dan berbicara dengannya.

Pada suatu hari, istri pamannya datang menjenguk. Aku katakan bahwa dia berada di dalam kamar sedang tidur. Ketika dia masuk ke dalam kamar, dia terkejut kemudian menutup pintu. Akupun terkejut dan khawatir terjadi sesuatu pada Afnan. Maka aku bertanya kepadanya, tetapi dia tidak menjawab. Maka aku tidak mampu lagi menguasai diri, akupun pergi kepadanya. Saat aku membuka kamar, apa yang kulihat membuatku tercengang. Saat itu lampu dalam keadaan dimatikan, sementara wajah Afnan memancarkan cahaya di tengah kegelapan malam. Dia melihat kepadaku kemudian tersenyum.
Dia berkata: "Ummi kemarilah, aku mau menceritakan sebuah mimpi yang telah kulihat."
Kukatakan: "(Mimpi) yang baik Insya Allah. "
Dia berkata: "Aku melihat diriku sebagai pengantin di hari pernikahanku, aku mengenakan gaun berwarna putih yang lebar. Engkau dan keluargaku, kalian semua berada disekelilingku. Semuanya berbahagia dengan pernikahanku, kecuali engkau ummi."
Akupun bertanya kepadanya: "Bagaimana menurutmu tentang tafsir mimpimu tersebut."
Dia menjawab: "Aku menyangka, bahwasanya aku akan meninggal, dan mereka semua akan melupakanku, dan hidup dalam kehidupan mereka dalam keadaan berbahagia kecuali engkau ummi. Engkau terus mengingatku, dan bersedih atas perpisahanku."

Benarlah apa yang dikatakan Afnan. Aku sekarang ini, saat aku menceritakan kisah ini, aku menahan sesuatu yang membakar dari dalam diriku, setiap kali aku mengingatnya, akupun bersedih atasnya.

Pada suatu hari, aku duduk dekat dengan Afnan, aku dan ibuku. Saat itu Afnan berbaring diatas ranjangnya kemudian dia terbangun. Dia berkata: "Ummi, mendekatlah kepadaku, aku ingin menciummu." Maka diapun menciumku. Kemudian dia berkata: "Aku ingin mencium pipimu yang kedua ." Akupun mendekat kepadanya, dan dia menciumku, kemudian kembali berbaring di atas ranjangnya. Ibuku berkata kepadanya: "Afnan, ucapkanlah la ilaaha illallah."

Kemudian dia menghadapkan wajah ke arah qiblat dan berkata: "Asyhadu allaa ilaaha illallaah." Dia mengucapkannya sebanyak 10 kali. Kemudian dia berkata: "Asyhadu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah." Dan kelurlah rohnya.

Maka kamar tempat dia meninggal di dalamnya dipenuhi oleh aroma minyak kesturi selama 4 hari. Aku tidak mampu untuk tabah, kelurgaku takut akan terjadi sesuatu terhadap diriku. Maka merekapun meminyaki kamar tersebut dengan aroma lain sehingga aku tidak bisa lagi mencium aroma Afnan. Dan tidak ada yang aku katakan kecuali alhamdulillah rabbil 'aalamin.
Majalah Qiblati edisi 04 tahun III 01-2008/12-1428

Masjid Agung Lumpur Bersahaja Kota Djenne

Djenne, itu nama sebuah kota tertua di sub-Sahara Afrika. Terletak di kawasan lahan banjir yang dilintasi dua sungai, yakni Niger dan Bani. Namun bagi yang belum pernah bertandang ke kota berjarak 354 kilometer di barat daya Timbuktu, terutama muslim, tentu tak mengira ada sebuah masjid dengan arsitektur indah namun tak lazim, yakni Masjid Agung Djene.

Mengapa tak lazim? Bentuknya tak seperti masjid-masjid lain yang cenderung mengacu ke bentuk masjid atau bangunan di timur-tengah abad pertengahan hingga masa Kaisar Ottoman. Polos dan minim ornamen, namun justru menunjukkan jika sang ahli bangunan paham benar bagaimana menghadirkan masjid dengan nafas lokal, rendah hati, namun tidak mengurangi aura sakral dan monumental sebuah masjid agung.

Djene, selain terkenal sebagai kota perdagangan, juga dikenal sebagai kota peziarah dan pusat studi Islam. Masjid Agung itu sendiri dari awal dibangun hingga kini mendominasi alun-alun pasar utama di kota tersebut. Tradisi menuturkan, penduduk Djene memiliki masjidnya pertama kali pada tahun 1240, yang dibangun oleh Sultan Koi setelah memeluk Islam dan mengubah istananya menjadi masjid.

Sangat sedikit yang tahu dan berhasil melacak bentuk serta tampilan masjid pertama itu. Namun Sheikh Amadou, pemimpin kota Djene di awal abad ke-19, menganggap masjid itu terlalu mewah dan berlebihan. Sheikh pun membangun masjid kedua pada tahun 1830, dan memerintahkan merubuhkan masjid pertama begitu masjid kedua rampung. Sementara masjid agung dari lumpur yang tak lazim itu dibangun pada tahun 1906

Masjid yang dikonstruksi di bawah pengawasan ahli bangunan bernama Ismaila Traore ini terbuat dari batu bata lumpur yang dikeringkan dengan sinar matahari (ferey), semen berbahan dasar semen. Sementara lapisan luar menggunakan plester juga berbahan dasar lumpur sehingga memberi tampilan halus berkelok, layaknya patung.

Dinding memiliki ketebalan antara 40 - 60 cm. Ketebalan ini sangat beragantung pada tinggi tembok. Dinding lebih tinggi akan dibuat lebih tebal karena harus menopang struktur lebih berat. Selama pagi hingga sore, dinding-dinding itu secara perlahan menghangat dari luar ke dalam. Di malam hari mereka mendingin lagi. Namun radiasi panas yang dihantarkan dinding membuat suhu udara dalam masjid tetap hangat dan sejuk meski udara di luar mendingin drastis--khas udara gurun.

Ruang utama masjid dengan sembilan puluh pilar kayu menopang langit-langit dapat menampung hingga 3.000 orang. Sifat dingin kayu ikut membantu interior masjid tetap sejuk di waktu siang hingga sore. Masjid agung itu juga memiliki ventilasi udara dengan penutup keramik. Penutup yang dibuat oleh perajin wanita setempat itu dapat dipindahkan di malam hari untuk ventilasi udara dalam masjid.

Saat membangun, dan merencanakan konstruksi, kerusakan akibat air bah menjadi perhatian utama Traore. Apalagi banjir akibat sungai Bani meluap terjadi rutin tiap tahun. Untuk mengatasi itu, Traore pun mendesain pulau buatan, yakni landasan yang ditinggikan dengan permukaan seluas 5635 m² sebagai tempat berdirinya masjid. Landasan tersebut sejauh ini mampu melindungi masjid bahkan dari banjir mengerikan sekalipun.

Selain bahan alam lumpur yang bersahaja, terdapat pula struktur rangka kayu dari batang palem. Kayu-kayu itu tidak berfungsi sebagai balok, melainkan pendukung dan penguat.

Struktur ini dibutuhkan untuk mengikat tanah liat dan mengurangi pecahan lumpur yang diakibatkan perubahan suhu dan kelembaban yang sangat tajam area itu. Selain sebagai penguat kayu-kayu itu berfungsi sebagai penopang otomatis yang berguna saat perbaikan tahunan.

Kayu-kayu itu memang memiliki alasan fungsi kuat, namun batangnya yang mencuat dari dinding-dinding lumpur polos membuat kesan kontras sekaligus memberi aksen estetika bangunan.

Tak lupa pada bagian bangunan di sisi kiblat, Traore menandai dengan tiga menara lumpur yang dominan. Setiap menara itu memiliki tangga spiral menuju atap, dan di setiap atap berbentuk kerucut spiral, diletakkan telur burung unta perlambang kesuburan dan kemurnian.

Setiap tahun, saat musim panas masjid tersebut dirawat atau diperbaiki ulang dengan pengawasan 80 ahli bangunan senior. Acara itu menjadi festival menarik bagi warga Djene. Banyak warga terlibat dalam pekerjaan mempersiapkan banco (campuran lumpur dengan gabah) untuk acara itu. Menurut para pengunjung yang menyaksikan di tahun 1987, acara itu bisa dikatakan upacara masyarakat dengan banyak pengunjung dan orang tertawa.

Berikut adalah penuturan seorang turis tahun 1987 yang dikutip di situs Sacred Sites "Setiap musim panas masjid agung diplaster ulang. Itu menjadi festival yang menarik, riuh, kacau, menyenangkan, namun juga penuh kehati-hatian. Selama beberapa minggu lumpur dituangkan. Ember-ember penuh dengan larutan kental diaduk dan diratakan dengan kaki telanjang anak-anak lelaki.

Lalu malam sebelum memlaster, muncul pertunjukkan jalanan penuh nyanyian, tetabuhan drum, siulan flute. Tak lama tiupan peluit keras terdengar tiga kali berturut. Masuk tiupan keempat, ratusan suara bergema dan bergalon-galon lumpur dituangkan. Saat fajar proses pemlasteran sesungguhnya telah berjalan. Kerumunan wanita dengan ember berisi air di atas kepala mendekati masjid. Tim yang lain membawa lumpur. Orang-orang berkomunikasi dengan yang lain sambil berteriak di area persegi raksasa itu sambil mengoles dan bekerja. Kerja dan bermain menjadi satu, anak-anak muda dimana-mana, membuat kue dari lumpur dari kepala hingga ibu jari,"

Hanya saja festival tahunan itu terancam punah. Para ahli bangunan kini sulit mencari dukungan anak-anak muda dalam festival memoles ulang. Banyak pemuda memilih mencari uang sebagai pemandu turis meninggalkan Djene menuju Kota Bamako yang lebih menjajikan. Pada tahun 1988, kota tua Djenne dan masjid agungnya diresmikan menjadi situs bersejarah oleh UNESCO

Kini bangunan tersebut masih menjulang dan menampung para jamaah muslim kota Djenne saat tiba waktu sholat. Fasad atau tampang bangunan, menara, serta simbol telur burung unta itu sebenarnya adalah elemen sama yang bisa ditemukan di bentuk rumah-rumah penduduk Djene. Desain yang membuat masjid agung terlihat rendah hati dan menyatu dengan lingkungan lokal. Jauh sebelum gagasan arsitektur ramah lingkungan yang tanggap iklim setempat, menjadi salah satu isu, terutama terkait pemanasan global, Masjid Agung Djenne telah menerapkan dengan bersahaja.(republika)

AGAMA (Kata Bijak)

Al Qur’an mengungkapkan dengan sebutan ad-din, seperti termaktub dalam ayat ” ..... pada hari ini, telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu ( dinakum), dan telah Ku-ridhai  Islam itu jadi agama bagimu.............( QS Al Maidah (5):3.  ” Sesungguhnya agama (di-na) yang diridhai disi Allah swt hanyalah Islam, (QS Ali-Imran (3):19”.

Maka apabila orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah SWT, menerima agama Islam berarti ia mendapatkan nur cahaya dari Tuhannya ( QS Az-Zumar(39):22.

Bekerjalah untuk duniamu seakan akan kamu akan hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan akan kamu akan mati besok  ( Al Hadist )

Tangan diatas  lebih baik dari tangan dibawah ( Al Hadist)

Memikul kayu bakar lebih mulia daripada mengemis ( Al Hadist)

Seandainya seseorang mencari kayu bakar dan dipikulnya diatas punggungnya, hal itu lebih baik daripada kalau ia meminta –minta kepada seseorang yang kadang-kadang diberi , kadang kadang ditolak ( Al Hadist).

Janganlah sekali kali diantara kalian ada yang duduk- duduk enggan mencari karunia Allah, sambil berdoa : Ya Allah, limpahkanlah karunia kepadaku, padahal ia telah mengetahui bahwa langit tidak pernah menurunkan hujan emas dan perak ( Al Hadist).

Mukmin yang kuat itu lebih lebih baik dan lebih  dicintai  Allah daripada  mukmin yang lemah ( Al Hadist)
Allah lebih menyukai mukmin yang bekerja …. ( Al Hadist)

Yang dinamakan iman itu ialah apabila kau meyakini didalam hati, menyatakannya dengan lidah, dan melaksanakannya dengan perbuatan ( Al Hadist)

Lihatlah, dalam kehidupan ini banyak orang yang tahu apa yang seharusnya apa yang dikerjakan,
tetapi sedikit sekali yang mengerjakan apa yang dia tahu.
You see, in life, lots of people know what to do, but few people actualy do what they know. Knowing is not enough, You must take action. ( Antony Robin ).
Athibba kasbaka tustajab da’watuka.
Perbaikilah pekerjaanmu niscaya do’amu dikabulkan ( Al Hadist)

Tidaklah sempurna iman seseorang yang hanya meyakini didalam hati dan mengucap di dalam kata, tetapi hampa dalam perbuatan. Pandai membuat pernyataan, tetapi bodoh mewujudkanya dalam kenyataan ( KH Toto Tasmara).

Amal hanya mungkin berkuaitas bila dibarengi dengan ilmu, dan ilmu yang baik adalah ilmu yang bermanfaat dan memberikan nilai kepada alam.
Bila ilmu dan manfaat telah kita miliki, selanjutnya adalah usaha kita untuk selalu mencari alamat ( arah, tujuan, kesempatan).
Iman, ilmu, amal  merupakan tiga serangkai yang akan memuliakan martabat manusia. (  KH Toto Tasmara )

Kehidupan Masa Silam

Kehidupan sebenarnya adalah masa silam dan masa akan datang - masa kini hanyalah permulaan yang aneh, di mana kita menggunakan masa lalu dan masa silam sebagai saksi bahawa kita sedang hidup.

Bersyukur Alhamdulillah

Jika anda tinggal di rumah yang baik, memiliki cukup makanan dan dapat membaca …anda adalah bagian dari kelompok terpilih.

Jika anda bangun pagi ini dan merasa sehat ..anda lebih beruntung dari jutaan orang yang mungkin tidak akan dapat bertahan hidup minggu ini.

Jika anda tidak pernah merasakan bahaya perang, kesepian karena dipenjara,kesakitan karena penyiksanaan, atau kelaparan ..anda berada selangkah lebih maju dibandingkan 500 juta orang di dunia.

Jika anda dapat menghadiri pertemuan politik atau keagamaan tanpa Merasa takut akan dilecehkan, ditangkap, disiksa, atau mati ..anda beruntung, karena lebih dari 3 milyar orang di dunia tidak dapat melakukannya.

Jika anda memiliki makanan di lemari pendingin, baju-baju di lemari pakaian, dan memiliki atap yang menaungi tempat anda beristirahat ..anda lebih kaya dari 75% penduduk di dunia ini.

Jika anda memiliki uang di bank, di dompet, dan mampu membelanjakan sebagian uang untuk menikmati hidangan di restoran ..anda merupakan anggota dari 8% kelompok orang-orang kaya di dunia.

Jika orang tua anda masih hidup & menikmati kebahagiaan kehidupan pernikahan mereka …maka anda termasuk salah satu dari kelompok orang yang dikategorikanlangka.

Jika anda mampu menegakkan kepala dengan senyuman dibibir dan merasa benar-benar bahagia …anda memiliki keistimewaan tersendiri, karena sebagian besar orang tidak memperoleh kenikmatan tersebut.

Jika anda dapat membaca pesan ini……anda baru saja menerima karunia ganda, karena seseorang memikirkan anda, dan anda jauh lebih beruntung dibandingkan lebih dari 1 milyar orang yang tidak dapat membaca sama sekali Semoga anda menikmati hari yang indah ini.
Hitunglah karunia keberuntungan anda, dan sampaikan hal ini kepada orang lain untuk mengingatkan bahwa sebenarnya, kita adalah orang-orang yang sangat beruntung.

Dengan bersyukur, anda akan lebih menikmati hidup yang hanya sebentar ini.

Makna Pohon Tua

Suatu ketika, di sebuah padang, tersebutlah sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain di sekitarnya.

Pohon itupun, menjadi tempat hidup bagi beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka dalam kebesaran pohon itu. Pohon itupun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-harinya yang panjang.

Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap singgah, dan berteduh pada kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, di bawah naungan dahan-dahan. "Pohon yang sangat berguna," begitu ujar mereka setiap selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi.

Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan. Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu di milikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana. Orang yang lewat, tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh.

Sang pohon pun bersedih. "Ya Tuhan, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?" Sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.

Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batangnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang. Hingga pada saat pagi menjelang.

"Cittt…cericirit…cittt" Ah suara apa itu?
Ternyata, ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya.
"Cittt…cericirit…cittt," suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu… dua… tiga… dan empat anak burung lahir ke dunia. "Ah, doaku di jawab-Nya," begitu seru sang pohon.

Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka, akan membuat sarang-sarang baru. Ternyata, batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis tertentu tertarik untuk mau bersarang disana. Burung-burung itu merasa lebih hangat berada di dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam. "Ah, kini hariku makin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar.

Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang Tunas tampak tersenyum. Ah, rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiannya pada alam.

***

Teman, begitulah. Adakah hikmah yang dapat kita petik disana? Allah memang selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Allah, dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah di tebak, namun, yakinlah, Allah Maha Tahu yang terbaik buat kita.

Saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka di saat lain, diberikan-Nya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang sandingkan-Nya, bukanlah harga mati. Bukanlah suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah memberikan cobaan pada sang Pohon, maka, sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA memberikan kemuliaan-Nya. Allah tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Allah, sedang menguji kesabaran yang dimiliki.

Teman, yakinlah, apapun cobaan yang kita hadapi, adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan-Nya buat kita. Jangan putus asa, jangan lemah hati. Allah, selalu bersama orang-orang yang sabar.

Telaga Hati

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Pemuda itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Pemuda itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak mendengarkan dengan seksama. Beliau lalu mengambil segenggam garam dan segelas air. Dimasukkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduk perlahan.
"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya," ujar Pak tua itu.
"Asin. Asin sekali," jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.
Pak Tua tersenyum kecil mendengar jawaban itu. Beliau lalu mengajak sang pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggal Beliau. Sesampai di tepi telaga, Pak Tua menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, diaduknya air telaga itu.
 "Coba, ambil air dari telaga ini dan minumlah."
Saat pemuda itu selesai mereguk air itu, Beliau bertanya, "Bagaimana rasanya?"
"Segar," sahut sang pemuda.
"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya Beliau lagi.
"Tidak," jawab si anak muda.

Dengan lembut Pak Tua menepuk-nepuk punggung si anak muda. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam tadi, tak lebih dan tak kurang. Jumlah garam yang kutaburkan sama, tetapi rasa air yang kau rasakan berbeda. Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakan dalam hidup ini, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamumerasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."
 Beliau melanjutkan nasehatnya.
"Hatimu adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu.
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah
laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu
dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Senyum Membawa Bahagia

Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya karena kekayaan dapat musnah.
Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.
Semoga kamu menemukan orang seperti itu

Sehat Qalbu

Qalbu yang sehat memiliki beberapa tanda, sebagaimana yang disebutkan oleh al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah di dalam kitab Ighatsatul Lahfan min Mashayid asy-Syaithan. Dan di antara tanda-tanda tersebut adalah mampu memilih segala sesuatu yang bermanfaat dan memberikan kesembuhan. Dia tidak memilih hal-hal yang berbahaya serta menjadikan sakitnya qalbu. Sedangkan tanda qalbu yang sakit adalah sebaliknya. Santapan qalbu yang paling bermanfaat adalah keimanan dan obat yang paling manjur adalah al-Quran. Selain itu, qalbu yang sehat memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.Mengembara ke Akhirat

Qalbu yang sehat mengembara dari dunia menuju ke akhirat dan seakan-akan telah sampai di sana. Sehingga dia merasa seperti telah menjadi penghuni akhirat dan putra-putra akhirat. Dia datang dan berada di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing, yang mengambil sekedar keperluannya, lalu akan segera kembali lagi ke negeri asalnya. Nabi shallallhu `alaihi wasallam bersabda,

“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau (musafir) yang melewati suatu jalan.” (HR. al-Bukhari)

Ketika qalbu seseorang sehat, maka dia akan mengembara menuju akhirat dan terus mendekat ke arahnya, sehingga seakan-akan dia telah menjadi penghuninya. Sedangkan bila qalbu tersebut sakit, maka dia terlena mementingkan dunia dan menganggapnya sebagai negeri abadi, sehingga jadilah dia ahli dan hambanya.

2.Mendorong Menuju Allah subhanahu wa ta’ala

Di antara tanda lain sehatnya qalbu adalah selalu mendorong si empunya untuk kembali kepada Allah subhanahu wata`ala dan tunduk kepada-Nya. Dia bergantung hanya kepada Allah, mencintai-Nya sebagaimana seseorang mencintai kekasihnya. Tidak ada kehidupan, kebahagiaan, kenikmatan, kesenangan kecuali hanya dengan ridha Allah, kedekatan dan rasa jinak terhadap-Nya. Merasa tenang dan tentram dengan Allah, berlindung kepada-Nya, bahagia bersama-Nya, bertawakkal hanya kepada-Nya, yakin, berharap dan takut kepada Allah semata.

Maka qalbu tersebut akan selalu mengajak dan mendorong pemiliknya untuk menemukan ketenangan dan ketentraman bersama Ilah sembahan nya. Sehingga tatkala itulah ruh benar-benar merasakan kehidupan, kenikmatan dan menjadikan hidup lain daripada yang lain, bukan kehidupan yang penuh kelalaian dan berpaling dari tujuan penciptaan manusia. Untuk tujuan menghamba kepada Allah subhanahu wataala inilah surga dan neraka diciptakan, para rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan.

Abul Husain al-Warraq berkata, “Hidupnya qalbu adalah dengan mengingat Dzat Yang Maha Hidup dan Tak Pernah Mati, dan kehidupan yang nikmat adalah kehidupan bersama Allah, bukan selain-Nya.”

Oleh karena itu terputusnya seseorang dari Allah subhanahu wa ta’ala dan lebih dahsyat bagi orang-orang arif yang mengenal Allah daripada kematian, karena terputus dari Allah adalah terputus dari al-Haq, sedang kematian adalah terputus dari sesama manusia.

3.Tidak Bosan Berdzikir

Di antara sebagian tanda sehatnya qalbu adalah tidak pernah bosan untuk berdzikir mengingat Allah subhanahu wata’ala. Tidak pernah merasa jemu untuk mengabdi kepada-Nya, tidak terlena dan asyik dengan selain-Nya, kecuali kepada orang yang menunjukkan ke jalan-Nya, orang yang mengingatkan dia kepada Allah subhanahu wataala atau saling mengingatkan dalam kerangka berdzikir kepada-Nya.

4. Menyesal jika Luput dari Berdzikir

Qalbu yang sehat di antara tandanya adalah, jika luput dan ketinggalan dari dzikir dan wirid, maka dia sangat menyesal, merasa sedih dan sakit melebihi sedihnya seorang bakhil yang kehilangan hartanya.

5. Rindu Beribadah

Qalbu yang sehat selalu rindu untuk menghamba dan mengabdi kepada Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana rindunya seorang yang kelaparan terhadap makanan dan minuman.

6.Khusyu’ dalam Shalat

Qalbu yang sehat adalah jika dia sedang melakukan shalat, maka dia tinggalkan segala keinginan dan sesuatu yang bersifat keduniaan. Sangat memperhatikan masalah shalat dan bersegera melakukannya, serta mendapati ketenangan dan kenikmatan di dalam shalat tersebut. Baginya shalat merupakan kebahagiaan dan penyejuk hati dan jiwa.

7.Kemauannya Hanya kepada Allah

Qalbu yang sehat hanya satu kemauannya, yaitu kepada segala sesuatu yang diridhai Allah subhanahu wata`ala.

8. Menjaga Waktu

Di antara tanda sehatnya qalbu adalah merasa kikir (sayang) jika waktunya hilang dengan percuma, melebihi kikirnya seorang yang pelit terhadap hartanya.

9. Introspeksi dan Memperbaiki Diri

Qalbu yang sehat senantiasa menaruh perhatian yang besar untuk terus memperbaiki amal, melebihi perhatian terhadap amal itu sendiri. Dia terus bersemangat untuk meningkat kan keikhlasan dalam beramal, mengharap nasihat, mutaba’ah (mengontrol) dan ihsan (seakan-akan melihat Allah subhanahu wataala dalam beribadah, atau selalu merasa dilihat Allah). Bersamaan dengan itu dia selalu memperhatikan pemberian dan nikmat dari Allah subhanahu wata’ala serta kekurangan dirinya di dalam memenuhi hak-hak-Nya.

Demikian di antara beberapa fenomena dan karakteristik yang mengindikasikan sehatnya qalbu seseorang.

Dapat disimpulkan bahwa qalbu yang sehat dan selamat adalah qalbu yang himmah (kemauannya) kepada sesuatu yang menuju Allah subhanahu wata’ala, mencintai-Nya dengan sepenuhnya, menjadikan-Nya sebagai tujuan. Jiwa raganya untuk Allah, amalan, tidur, bangun dan bicaranya hanyalah untuk-Nya. Dan ucapan tentang segala yang diridhai Allah lebih dia sukai daripada segenap pembicaran yang lain, pikirannya selalu tertuju kepada apa saja yang diridhai dan dicintai-Nya.

Berkhalwah (menyendiri) untuk mengingat Allah subhanahu wata`ala lebih dia sukai daripada bergaul dengan orang, kecuali dalam pergaulan yang dicintai dan diridhai-Nya. Kebahagiaan dan ketenangannya adalah bersama Allah, dan ketika dia mendapati dirinya berpaling kepada selain Allah, maka dia segera mengingat firman-Nya:

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. (QS. 89:27-28)

Dia selalu mengulang-ulang ayat tersebut, dengan harapan dia akan mendengarkannya nanti pada hari Kiamat dari Rabbnya. Maka akhirnya qalbu tersebut di hadapan Ilah dan Sesembahannya yang Haq akan terwarnai dengan sibghah (celupan) sifat kehambaan. Sehingga jadilah abdi sejati sebagai sifat dan karakternya, ibadah menjadi kenikmatannya bukan beban yang memberatkan. Dia melakukan ibadah dengan rasa suka, cinta dan kedekatan kepada Rabbnya.

Ketika disodorkan kepadanya perintah atau larangan dari Rabbnya, maka hatinya mengatakan, “Aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi dengan suka cita, sesungguhnya aku mendengarkan, taat dan akan melakukannya. Engkau berhak dan layak mendapatkan semua itu, dan segala puji kembali hanya kepada-Mu.
Apabila ada takdir menimpanya maka dia mengatakan, ” Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, miskin dan membutuhkan-Mu, aku hamba-Mu yang fakir, lemah tak berdaya. Engkau adalah Rabbku yang Maha Mulia dan Maha Penyayang. Aku tak mampu untuk bersabar jika Engkau tidak menolongku untuk bersabar, tidak ada kekuatan bagiku jika Engkau tidak menanggungku dan memberiku kekuatan. Tidak ada tempat bersandar bagiku kecuali hanya kepada-Mu, tidak ada yang dapat memberikan pertolongan kepadaku kecuali hanya Engkau. Tidak ada tempat berpaling bagiku dari pintu-Mu, dan tidak ada tempat untuk berlari dari-Mu.
Dia mempersembahkan segalanya hanya untuk Allah subhanahu wata'ala, dan dia hanya bersandar kepada-Nya. Apabila menimpanya sesuatu yang tidak dia sukai maka dia berkata, “Rahmat telah dihadiahkan untukku, obat yang sangat bermanfaat dari Dzat Pemberi Kesembuhan yang mengasihiku.” Jika dia kehilangan sesuatu yang dia sukai, maka dia berkata, “Telah disingkirkan keburukan dari sisiku.”

Semoga Allah subhanahu wataala memperbaiki qalbu kita semua, dan menjaganya dari penyakit-penyakit yang merusak dan membinasakan, Amin.

Sumber: Mawaridul Aman al Muntaqa min Ighatsatil Lahfan fi Mashayid asy-Syaithan, penyusun Syaikh Ali bin Hasan bin Ali al-Halabi.

————–
Menyampaikan Kebenaran adalah kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan buletin ini kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya.
Semoga Allah Ta’ala Membalas ‘Amal Ibadah Kita. Aamiin

———–

Sumber : alsofwah.or.id

Cara Melunakkan Hati

Beberapa Sebab yang Dapat Melunakkan Hati

1. Takut akan datangnya kematian secara tiba-tiba sebelum taubat.

2. Takut tidak dapat menunaikan hak-hak Allah secara sempurna.
Sesungguhnya hak-hak Allah itu pasti akan dimintai pertanggungjawabannya.

3. Takut tergelincir dari jalan yang lurus, dan berjalan di atas jalan kemaksiatan dan jalan syetan.

4. Takut memandang remeh atas banyaknya nikmat Allah kepada diri Anda.

5. Takut akan balasan siksa yang segera di dunia, karena maksiat yang Anda lakukkan.

6. Takut terbongkarnya aib, akibat perbuatan buruk yang Anda lakukan.

7. Takut mengakhiri hidup dengan su'ul khatimah.

8. Takut menghadapi sakaratul maut dan sakitnya sakaratul maut.

9. Takut menghadapi pertanyaan malaikat Mungkar dan Nakir di alam kubur

10. Takut akan azab dan kedahsyatan di alam kubur.

11. Takut menghadapi pertanyaan hari kiamat atas dosa besar dan dosa kecil.

12. Takut melewati titian shirath yang tajam. Sesungguhnya titian shirath itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang.

13. Takut menghadapi siksa yang sangat pedih.

14. Takut dijauhkan dari jannah, tempat kenikmatan yang abadi.

15. Takut dijauhkan dari memandang wajah Allah.

16. Anda harus mengetahui dosa dan aib Anda.

17. Ma'rifah Anda kepada Allah yang Anda rasakan siang dan malam sedang Anda tidak bersyukur.

18. Takut tidak diterima amalan dan ucapan Anda.

19. Takut bahwa Allah tidak akan menolong dan membiarkan Anda sendiri.

20. Kekhawatiran Anda menjadi orang yang tersingkap aibnya pada hari kematian dan pada saat mizan ditegakkan.

21. Hendaknya anda menyerahkan urusan diri Anda, anak-anak Anda, keluarga, suami,dan harta Anda kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan janganlah bersandar dalammemperbaiki urusan ini kecuali hanya kepada Allah.

22. Sembunyikanlah amal-amal Anda dari sifat riya' ke dalam hati Anda, seringkali sifat riya' itu memasuki hati Anda sedang Anda tidak merasakannya. Hasan al-Bashri Rahimahullah pernah berkata,

''Berbicaralah wahai engkau diri, dengan ucapan orang shalih yang qona'ah lagi ibadah.Sedang engkau mengerjakan amalan orang fasik dan riya'.Demi Allah, ini bukan sifat orang yang mukhlish.

23. Jika Anda ingin sampai pada derajat ikhlas, maka hendaknya akhlakmu seperti akhlak seorang bayi yang tidak peduli orang yang memujinya dan mencacinya.

24. Hendaknya Anda memiliki sifat cemburu ketika larangan Allah dilecehkan.

25. Ketahuilah bahwa amal shalih namun dengan sedikit dosa lebih disukai Allah dari pada amal shalih yang banyak namun diiringi dengan dosa yang banyak pula.

26. Ingatlah setiap Anda sakit bahwa Anda telah istirahat dari dunia dan akan menuju akhirat dan akan menemui Allah dengan amalmu yang buruk.

27. Hendaknya ketakutan Anda kepada Allah menjadi jalanmu menuju Allah selama Anda sehat.

28. Setiap Anda mendengar kematian seseorang, maka perbanyaklah mengambil pelajaran dan nasihat.

Dan jika Anda menyaksikan jenazah, maka bayangkanlah bahwa Anda yang sedang dihasung.

29. Hati-hatilah menjadi orang yang mengatakan bahwa Allah menjamin rizki kita sedang hatinya tidak tentram kecuali dengan adanya sesuatu yang ia kumpulkan.
Dan menyatakan bahwa sesungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia, sedang kita mengumpulkan harta dan tidak menginfakkannya sedikitpun,
dan mengatakan bahwa kita pasti mati padahal dia tidak pernah ingat mati.

30. Lihatlah dunia dengan pandangan i'tibar (penuh mengambil pelajaran) bukan dengan pandangan mahabbah (rasa cinta) kepadanya dan sibuk dengan perhiasannya.

31. Ingatlah bahwa Anda sangat tidak kuat menghadapi cobaan dunia.
Lantas apakah Anda sanggup menghadapi panasnya api neraka jahannam?

32. Diantara akhlak sesama mukminah adalah menasihati sesama mukminah.

33. Jika Anda melihat orang yang lebih besar dari Anda maka muliakanlah ia dan katakanlah, ''Anda telah mendahului saya dalam Islam dan amal shalih, maka dia jauh lebih baik di sisi Allah.''

Sedangkan jika melihat orang yang lebih muda usianya, maka katakanlah kepadanya, ''

Anda keluar ke dunia setelah saya, maka dia lebih sedikit dosanya dari saya dan dia lebih baik dari saya di sisi Allah.''

Diketik ulang dari: 500 Nashihah lil Mar'ah Muslimah, Fathi Majdi As-Sayyid. Edisi Indonesia: Nasehat kepada para Muslimah. Penerjemah: Muzaidi Hasbullah, Lc., dkk.

Penerbit: Pustaka Arafah, Solo. Cet. I: April 2001/Muharram 1422 H, hal.96-100


Sumber : http://kampungsunnah.freesmfhosting.com

Penyebab Lapangnya Dada dan Sehatnya Hati

Pengobatan yang paling ampuh terhadap penyakit-penyakit hati dan sempitnya dada adalah dengan cara sebagai berikut:

1. Mengikuti petunjuk , memurnikan tauhid dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah saja, sebagaimana kesesatan dan syirik itu merupakan faktor terbesar bagi sempitnya dada.

2. Beriman dengan cahaya iman yang benar, yang dimasukkan oleh Allah ke dalam hati hamba-hambaNya dan juga amal shalih (yang dilakukan seseorang).

3. Mencari ilmu syar’i yang bermanfaat. Setiap kali ilmu seseorang bertambah luas , maka akan semakin lapang dan luas pula hatinya.

4. Bertaubat dan kembali taat kepada Allah yang Maha suci, mencintai-Nya dengan segenap hati, serta menghadapkan diri kepada-Nya, dan menikmati ibadahkepada-Nya.

5. Terus-menerus dzikir kepada-Nya dalam segala kondisi dan tempat. Sebab dzikir mempunyai pengaruh yang sangat menakjubkan dalam melapangkan dan meluaskan dada, menyenangkan hati, serta menghilangkan kebimbangan dan kedukaan.

6. Berbuat baik kepada sesama mahluk dengan melakukan berbagai perbuatan baik kepada mereka sedapat mungkin . Sebab seseorang yang murah hati lagi baik adalah manusia yang paling lapang dadanya, paling baik jiwanya dan paling bahagia hatinya.

7. Mengeluarkan berbagai kotoran hati dari berbagai sifat tercela yang menyebabkan hatinya menjadi sempit dan tersiksa , seperti; dengki, kebencian, iri dan permusuhan. Dalam sebuah hadits disebutkan , bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah ditanya tentang sebaik baik manusia ,maka Beliau pun menjawab :“Setiap orang yang bersih hatinya dan selalu benar/jujur lisannya. Mereka (Para Sahabat) berkata : “Mengenai shaduuqul lisan (jujur / benar lisannya), kami sudah mengetahuinya, tetapi apakah yang dimaksud dengan makhmuumul qalbi ?”Beliau menjawab:“Yaitu seseorang yang bertaqwa dan bersih ,yang tidak terdapat dosa pada dirinya , tidak zhalim, tidak iri, dan juga tidak dengki.”HR Ibnu Majah

8. Keberanian seseorang yang berani mempunyai dada yang lebih lapang dan hati yang lebih luas.

9. Meninggalkan sesuatu yang berlebihan dalam memandang, berbicara, mendengar, bergaul, makan, dan tidur. Karena meninggalkan hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat melapangkan dada,menyenangkan dan kesedihan.

10. Menyibukkan diri dengan amal atau ilmu Syar’I yang bermanfaat, karena hal tersebut dapat menghindarkan hati dari hal-hal yang menggoncangkannya.

11. Memperhatikan kegiatan hari ini dan tidak perlu khawatir terhadap masa yang akan datang atau pada kesedihan yang terjadi pada masa-masa lalu. Seorang hamba harus selalu berusaha dengan sungguh-sungguh dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, baik dalam hal agama maupun dunianya. Juga memohon kesuksesan kepada Rabb-nya dalam mencapai maksud dan tujuan, serta memohon agar dia berkenan membantunya dalam mencapai tujuan tersebut. Karena hal tersebut dapat menghibur dari kedukaan dan kesedihan.

12. Melihat kepada orang yang ada di bawah dan jangan melihat kepada orang yang ada di atas dalam hal ‘afiat (kesehatan, keselamatan)dan hal hal yang berkenaan dengannya, juga dalam rizki dan hal-hal yang berkenaan denganya).

13. Melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan yang telah terjadi pada masa lalu yang tidak mungkin dicegah, sehingga tidak larut memikirkannya.

14. Jika dia tertimpa musibah, maka hendaklah dia berusaha meringankan agar dampak buruknya bisa dihindari, serta berusaha keras untuk mencegahnya sesuai dengan kemampuannya.

15. Adanya kekuatan hati dan tidak tergoda serta tidak terpengaruh oleh angan-angan dan berbagai khayalan yang ditimbulkan oleh pemikiran-pemikiran buruk, menahan marah, serta tidak mengkhawatirkan hilangnya hal-hal yang menyenangkan dan datangnya berbagai hal yang tidak menyenangkan, tetapi menyerahkan segala sesuatunya hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat serta memohon ampunan dan afi’at kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

( Diringkas dari kitab Do’a & wirid 400-403 oleh A Yazid bin Abdul Qadir Jawas)

Sumber : http://hang106.or.id

KehendakMu jua yang pasti berlaku

Wahai pemilik yang memiliki segalanya..
Tiada suatu yang nyata dan tak nyata itu bukan milikMu..
MilikMu jua segala yang zahir dan batin dari mata kami..

Wahai pemilik yang memiliki segalanya..
Kau hadirkan kehendak dalam diri aku..
Untuk aku menyaksikan KehendakMu yang pasti berlaku..
Aku berserah kepada kehendakMu..
KehendakMu menjadi takdir bagi diriku..
Aku redha menurut kehendakMu ke atas diriku..
Tiada upaya aku menentang kehendakMu..
Tiada upaya aku melawan kehendakMu..
Walau sejuta usaha kuhadirkan agar kehendakku tercapai..
KehendakMu jua yang pasti berlaku..
Aku berserah kepada kehendakMu..
Aku berdoa… aku bermohon… aku bermunajat…
PadaMu yang berkuasa ke atas segala yang berkehendak…
Agar kehendakku menjadi KehendakMu (3x)…
KehendakMu jua yang pasti berlaku…
Tiada upaya aku… ENGKAUlah segalanya.

Ummi dan Abi


Ummi, kapan Abi pulang? Kalimat itu hampir setiap hari keluar dari mulut kecil ketiga ahmadku,kerinduannya kepada abi tercinta rasanya tidak bisa dibendung lagi,tapi ada yang menarik dari ketiga ahmadku ini,cara mereka mengekspresikan rasa kerinduannya kepada abinya ketiga-tiganya berbeda…subhanallah, Allah menciptakan manusia sedemikian sempurna ,ketiga anakku yg lahir dari rahimku kesemuanya punya khas tersendiri.

Kakak, Ahmadku yang pertama yang sudah mulai tumbuh menjadi remaja setiap hari selalu berkata “ummi bulan oktober masih lama yah” emangnya kenapa nak ,dijawab oleh kakak “iya berarti abi masih lama pulangnya ” oooh itu maksudmu sayang kataku,kakak rindu abi yah sambil kutatap wajahnya yang menunduk sayu..iya ummi jawabnya.
Anga, Ahmadku yang kedua yang lebih perasa dibanding kakak dan adiknya yang matanya selalu memerah dengan air mata yang mengalir tanpa isakan di pagi hari dan malam sebelum tidur yang bila kutanya ada apa sayang…kenapa anga menangis..Dia hanya menunduk dan dengan derasnya air mata mengalir dan dengan terbata-bata dia mengucapkan Anga rindu Abi,ummi
Adek, Ahmadku yang ketiga yang lebih pendiam dari kakak-kakaknya ini tidak pernah bertanya kapan abinya pulang tapi dia selalu berkata ummi rumah kita bukan disini tapi di belanda kan….dengan senyum kujawab tidak lagi sayang sekarang kita sudah pulang ke Indonesia dan sekarang kita tinggal didepok….Dengan mukanya yang merah dia marah sekali …sambil berteriak nggak!!! rumah adek masih di Belanda bukan di depok…Langsung ku peluk dia ..dan sambil ku belai rambutnya, adek rindu abi yah …dengan mengangguk pelan dijawabnya iya ummi.
Itulah polah ketiga anakku yang sudah satu setengah bulan ditinggal abinya yang kembali lagi kenegri kincir angin untuk merampungkan studinya.
Ketiga-tiganya memang sangat dekat dengan abinya. Ku coba menjelaskan dengan sebijaksana mungkin mengapa kami harus berpisah sementara dengan abi,Mengapa kami harus pulang duluan ke Indonesia, itu semata-mata demi kebaikan ketiga ahmadku dimana waktu kami masih di Belanda perhatianku kepada mereka sangat kurang karena ku harus bekerja part time membantu suamiku untuk menutupi budget kami yang selalu minus,bila kupulang kerja kepenatanlah yg kudapatkan hingga ketiga ahmadku selalu dituntut harus mengerti kalau umminya pulang kerja ngga boleh diganggu dulu karena ummi mau istirahat sebentar dan kemudian dilanjutkan pekerjaan rumah yang belum dijamah sedikitpun selain masak untuk mereka. Ditambah lagi pergaulan yang kami lihat disana yang sangat memprihatinkan kami ,dinegara yang dimana pergaulan bebas dilegalkan ,samen wonen,perkawinan antar homo,lesbi semuanya legal disana …Iya sih sebenarnya asal kita dapat mengawasi mereka insya Allah mereka dapat terhindar itu semua tapi dengan keterbatasanku aku tidak yakin kami dapat memberikan yang terbaik untuk mereka…mereka adalah amanah Allah untuk kami yang harus kami jaga aqidahnya,yang harus kami jaga akhlaqnya,yang harus kami bekali ilmu yang bermanfaat untuknya,yang harus kami perlakukan mereka sebagai hamba Allah yang mempunyai hak untuk mendapatkan itu semua.
Alhamdulillah mungkin ini yang terbaik dari Allah ,walaupun harus berjauhan dengan abi tercinta .Begitu banyak kemudahan yang kami dapatkan sejak kepulangan kami dari Belanda,begitu banyak pertolongan Allah untuk kami melalui keluarga dan sahabat2 kami tercinta dan Alhamdulillah ketiga ahmadku sekarang dapat mengenyam pendidikan disekolah yang membuatnya bukan hanya ilmu yang didapat tapi mereka mendapatkan siraman2 aqidah yang insya Allah yang dapat menebalkan pondasinya disertai akhlaqul karimah yang kesemuanya didapatkan dengan cara yang menyenangkan tanpa beban sama sekali,tak ada ransel yang berat oleh buku2 tebal,tak ada PR yang banyak yang harus dikerjakan kesemuanya benar2 adalah harapan kami agar mereka tumbuh sebagai anak cerdas baik itu emosinya,sosialnya dan intelegensianya…semoga Allah mengabulkan harapan kami ini,semoga mereka kelak menjadi anak yang sholeh ,yang dapat mengamalkan ilmunya untuk kemshlahatan ummat. Amiin