Pages

Ads 468x60px

Dokumentasi Syekh Arsyad Al-Banjari


Foto dari Dokumentasi Perpustakaan MEKKAH, tentang 4 orang
Waliyullah dan Ulama Besar Indonesia yang menuntut ilmu agama di MEKKAH
sedang membaca kitab, yaitu :
1. SYEKH ABDUSSAMAD AL-PALEMBANI (SUMATERA)
2. SYEKH MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI (KALIMANTAN)
3. SYEKH ABDUL WAHAB BUGIS (SULAWESI)
4. SYEKH ABDURRAHMAN MASHRI (TANAH JAWA)

Syekh Abdul Qodir Jailani

Abdul Qadir Al-Jailani

Biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani termuat dalam kitab Adz Dzail 'Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali. Tetapi, buku ini belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjungnya dan mencintainya. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau berada di atas Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, maka hal ini merupakan suatu kekeliruan. Karena Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul yang derajatnya tidak akan pernah bisa dilampaui di sisi Allah oleh manusia siapapun.
Ada juga sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do'a mereka. Berkeyakinan bahwa do'a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaraannya. Ini juga merupakan kesesatan.

Foto Asli Syekh Arsyad Al-Banjari

Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abdur Rahman al-Banjari (atau lebih dikenal dengan nama Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (lahir di Lok Gabang, 17 Maret 1710 – meninggal di Dalam Pagar, 3 Oktober 1812 pada umur 102 tahun atau 15 Shofar 1122 – 6 Syawwal 1227 H) adalah ulama fiqih mazhab Syafi'i yang berasal dari kota Martapura di Tanah Banjar (Kesultanan Banjar), Kalimantan Selatan. Beliau hidup pada masa tahun 1122-1227 hijriyah.

Sejarah Kerajaan Banjar ini banyak sekali terdapat di Negara Belanda, karena dulu Indonesia adalah jajahan negara bagian eropa. Budaya Martapura Banjar, terkenal religi setelah eksistensi beliau di daerah ini, namun peninggalan penting sedikit sekali tersisa dan karena itu banyak terjadi kekeliruan, seperti foto-foto ulama besar kalimantan selatan serambi Mekkah. Berikut di bawah ini adalah foto pertama Syekh M. Arsyad al-Banjari.


Namun entah sejak kapan foto beliau banyak dipakai dan dijadikan hiasan dinding seperti dibawah ini. Gambar dibawah ini sudah banyak perubahan, wajah beliau sudah mirip ke bangsa keturunan Arab.

Kai Syariat Desa Bincau

Haul Ke-2 Kai Syariat
Kec. Martapura. Desa Bincau 28 Sep 2010

Assalamualaikum...
Suatu penghormatan untuk mengenang kepada hamba Allah yang cinta kepada Nya dan Rasullulah. Beliau seorang guru yang selama hidup beliau dipenuhi warna religius dan unik.







Tulisan tangan Kai Syariat Bin Arsyad, penuh makna dan unik, gambar tersebut lihat dan renungkan!



Wassalamualaikum...