Pages

Ads 468x60px

Datu Nuraya (Syekh abdul Mu'in)

 
Siapa sebenarnya Datu Nuraya dan apakah semasa hidupnya dia memang memiliki tubuh yang besar bagai raksasa hingga makamnya mencapai 50 meter lebih ?...itulah misterinya,namun dari cerita cerita yang berkembang disana disebut sebut Datu Nuraya memang memiliki tubuh yang teramat besar,ihwal legenda ini seperti pd kisah terdahulu tentang DATU SUBAN, beliau adalah seorang guru dari sekalian Datu Datu yang ada di Rantau,seorang guru yang miskin harta tapi sangat dalam dan tinggi ilmu tasawufnya serta dikenal sebagai orang yg kasyaf,tinggalnya di munggu tayuh tiwadak gumpa tatakan dekat liang macan.

Pada saat lebaran atau hari raya Datu suban yang pada saat itu bersama para muridnya ketika mereka sedang asyik asyiknya menikmati makanan yang disediakan oleh tuan rumah,tiba tiba datang seorang yang bertubuh sanagat besar,serta merta mereka terkejut dan segera mengambil tombak dan parang untuk menghadang orang besar tsb.
"assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.."kata orang besar tsb
"waalaykum salam warahmatullahi wabarakatuh"jawab para datu
lalu Datu suban menerangkan kepada para datu yang hadir bahwa orang yang datang sambi memberi salam Insya Allah akan berniat baik.

"Maaf siapa saudara yang datang dan dari mana asal saudara serta apa maksud saudara?"tanya Datu Suban,anehnya siraksasa tersebutmenjawab dengan zikir La Ilaaha Illallah,dan zikir tersebut diulang tiap kali Datu suban bertanya sampai 7 kali,kemudian orang tersebut ambruk ketanah,lalu para Datu menghampiri orang itu dan memeriksanya,ternyata orang tsb sudah meninggal dunia,maka serempak para datu mengucapkan innaa lillahi wainna ilahi rajiuun'

Melihat keadaan tersebut para datu tadi bingung bagaimana memandikannya dan menguburkannya,untuk mengangkat saja jadi masalah,apalagi pada waktu itu kemarau panjang,biasanya tanah sangat keras sedangkan lubang untuk kuburan harus dibuat sangat panjang dan lebar,dan untuk memandikannya diperlukan air yang sangat banyak,konon pada saat para datu kebingungan tiba tiba hujan lebat turun dengan derasnya dan ketika mereka mengangkat tubuh tersebut sangatlah ringannya seperti sehelai kapas,serentak para datu berseru "subhanallah"

sebelum para datu mewaradunya (membersihkan) mayat itu,datu suban menemukan sebuah selepang (tas) dari dalam pakaiannya,setelah dibuka ternyata didalamnya terdapat sebuah kitab yg sangat terkenal kini dengan nama kitab barencong,para datu berbagi tugas ada yg memandikannya,ada yg mencari batu gunung untuk nisan dan ada yg membikin lubang untuk kuburan tsb,konon lubang yg digali tidak mencukupi untuk mengubur terpaksa orang tsb dilipat hamzah kakinya.

Tepat 7 hari maarwahi orang besar tsb maka berkumpullah semua datu dirumah Datu Taming Karsa disimpang tiga tandui baruh hariyung yang dinamakan Pamatang Gintungan  Misan Batu ,disanalah Datu suban mulai membuka kitab peninggalan yg didapat dari orang besar tsb dengan mengucap bismillahir rahmanir rahim lalu dibuka kitab tsb oleh datu Suban  lembar demi lembar hingga selesai,ternyata isi kitab tsb mengandung bermacam macam ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat,konon setelah kitab tersebut turun kepada Datu Sanggul kemudian diturunkan lagi kepada saudara angkatnya yaitu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan disimpan keturunan beliau hingga saat ini.

Atas saran dari Datu Labai Duliman yang ahli falakiah orang besar tsb dinamakan NURAYA,karena orang tersebut datang pada hari raya dan sesuai dengan badannya yg besar dan tinggi seperti RAYA,datu Nuraya bersal dari dua kata NUR dan RAYA ...NUR dalam bahasa arabnya cahaya,sedangkan RAYA artinya luas  jadi NURAYA artinya pembawa cahaya dan sinar serta lmu yg luas seperti Raya,sampai sekarang makam dari Datu Nuraya ramai diziarahi orang karena keanehan dan kekeramatannyadan merupakan makam terpanjang didunia letaknya didaerah Tatakan Rantau Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan.

Sumber:-Manakib Datu Suban
             -Manakib Datu Sanggul
             -Riwayat Datu Datu Kalimantan Selatan
http://www.facebook.com/Kisah.Para.DatudanUlama.Kalimantan?sk=notes

Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani

Asy-Syaikh
Abdul Qadir Al-Jailani

Biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani termuat dalam kitab Adz Dzail 'Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali. Tetapi, buku ini belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjungnya dan mencintainya. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau berada di atas Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, maka hal ini merupakan suatu kekeliruan. Karena Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul yang derajatnya tidak akan pernah bisa dilampaui di sisi Allah oleh manusia siapapun.
Ada juga sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do'a mereka. Berkeyakinan bahwa do'a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaraannya. Ini juga merupakan kesesatan.
Menjadikan orang yang sudah meninggal sebagai perantara tidak ada syari'atnya dan ini sangat diharamkan. Apalagi kalau ada yang berdo'a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do'a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak boleh diberikan kepada selain Allah. Allah melarang makhluknya berdo'a kepada selainNya. Allah berfirman, yang artinya:
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." (QS. Al Jin:18)
Kelahirannya
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang 'alim di Baghdad yang lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga Kailan. Sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy.
Pendidikannya
Pada usia yang masih muda beliau telah merantau ke Baghdad dan meninggalkan tanah kelahirannya. Di sana beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthath, Abul Husein Al Farra' dan juga Abu Sa'ad Al Mukharrimi sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.
Pemahamannya
Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau. Beliau adalah seorang alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan Salafush Shalih. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak pula orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, "thariqah" yang berbeda dengan jalan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, para sahabatnya dan lainnya.
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, "Dia (Allah) di arah atas, berada di atas 'ArsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu. "Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits, lalu berkata, "Sepantasnya menetapkan sifat istiwa' (Allah berada di atas 'ArsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain). Dan hal itu merupakan istiwa' dzat Allah di atas 'Arsy.
Dakwahnya
Suatu ketika Abu Sa'ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil di sebuah daerah yang bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memeberikan nasehat kepada orang-orang yang ada di sana, sampai beliau meninggal dunia di daerah tersebut.
Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasihat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah ini tidak kuat menampungnya. Maka diadakan perluasan.
Imam Adz Dzahabi dalam menyebutkan biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A'lamin Nubala, menukilkan perkataan Syaikh sebagai berikut, "Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat."
Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.
Wafatnya
Beliau Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi'ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.
Pendapat ulama
Ketika ditanya tentang Syaikh Abdul Qadir Al jailani, Ibnu Qudamah menjawab, "Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian kepada kami. Kadang beliau mengutus putra beliau Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Terkadang beliau juga mengirimkan makanan buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu."
Ibnu Rajab di antaranya mengatakan, "Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syaikh, baik ulama dan para ahli zuhud. Beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri' Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya). Cukuplah seorang itu dikatakan berdusta, jika dia menceritakan segala yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tenteram untuk meriwayatkan apa yang ada di dalamnya, kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari kitab selain ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak terbatas. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja'far al Adfawi telah menyebutkan bahwa Asy Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini."
Ibnu Rajab juga berkata, "Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma'rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang banyak berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang pada sunnah. "
Imam Adz Dzahabi mengatakan, "intinya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya, dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang-orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau." (Syiar XX/451).
Imam Adz Dzahabi juga berkata, "Tidak ada seorangpun para ulama besar yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi."
Syaikh Rabi' bin Hadi Al Makhdali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil, hal.136, "Aku telah mendapatkan aqidah beliau (Syaikh Abdul Qadir Al Jailani) di dalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. Maka aku mengetahui dia sebagai seorang Salafi. Beliau menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj salaf. Beliau juga membantah kelompok-kelompok Syi'ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.
_________
Diringkas dari artikel : Siapakah Syeikh Abdul Qadir Al Jailani?
Majalah As-Sunnah edisi 07/VI/1423H-2002M
Sumber: http://www.al-madina.s5.com/Kisah.htm