Pages

Ads 468x60px

Foto Jamaah Mengumpulkan Kerikil di Muzdalifah


Setelah melaksanakan wukuf, jamaah haji beranjak menuju Muzdalifah untuk bermalam (mabit). Di tempat ini jamaah akan mengambil batu untuk persiapan melempar jumrah aqabah.


Jamaah haji mabit untuk mencari kerikil di Muzdalifa.

 
Jamaah haji mengumpulkan kerikil untuk melempar jumrah di Mina.


 
Salah seorang jamaah haji terlihat sibuk mencari kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumroh.



Salah satu jamaah haji mengumpulkan kerikil-kerikil tersebut di sebuah botol plastik.


sumber

Pelukis Kartun Nabi Tewas diLalap Api

Dalam laporan salah satu TV Arab Saudi ,akhbar arab yang di terbitkan dari arab saudi melaporkan bahwa Kurt Westergaard seorang kartunis denmark yang melukis gambar nabi muhammad tewas dalam sebuah keba...karan yang menimpa kartunis tersebut,
Pemerintah Denmark berusaha sekeras mungkin untuk menutupi kejadian tersebut yang menyebabkan tewasnya kartunis Denmark tersebut.



Kurt Westergaard adalah seorang kartunis Denmark yang telah lancang dan berani membuat gambar Nabi Muhammad SAW, yang membuat umat islam murka dan turun kejalan jalan untuk mengecam tindakan kartunis denmark tersebut, Kurt Westergaard lelaki yang melukis kartun nabi Muhammad SAW dengan niat menghina islam dengan kuasa Allah kartunis Denmark tersebut telah dikabarkan mati secara mengenaskan dengan tubuh terbakar tetapi media Denmark masih bungkam tentang apa penyebab yang menyebabkan terbakarnya kartunis Denmark tersebut.

Kematian Kurt westergaard adalah pelajaran bagi mereka yang suka menghina nabi Muhammad SAW, ini adalah kuasa Allah dan Azab bagi para pengingkar...Subhanallah

sumber : tv arab saudi


 

sumber

Siksa Kubur Karena Air Kencing

AIR KENCING penyebab kebanyakan SIKSA KUBUR
(ingat jangan sembarang kencing kencinglah pada tempatnya)

Ibnu Abbas ra mengisahkan bahwa suatu hari Rasulullah saw melintasi
dua makam, lalu beliau berkata, "Sesungguhnya mereka berdua sedang
disiksa, mereka bedua disiksa bukan disebabkan melakukan dosa besar.
Salah satu dari mereka disiksa karena TIDAK SAMPAI BERSIH SAAT BERSUCI

dari buang air kecil."Seorang perempuan Yahudi mendatangi Aisyah seraya berkata,

"Sesungguhnya azab kubur itu disebabkan air kencing." Mendengar
perkataannya, Aisyah berkata, "Engkau bohong." Perempuan Yahudi itu
menjelaskan, "Karena air kencing itu mengenai kulit dan pakaian."Kemudian Rasulullah saw keluar untuk mengerjakan shalat, sedangkan
suara kami semakin keras terdengar (karena ribut). Mendengar keributan
ini Rasulullah saw bertanya, "Ada apa ini?" Aisyah pun meceritakan
kepadanya apa yang telah dikatakan oleh perempuan Yahudi tadi, setelah
itu Rasulullah saw bersabda, "Dia memang benar."

Abdurrahman bin Hasaah mendengar Rasulullah saw bertanya, "Tahukah
kalian apa yang telah menimpa salah seorang Bani Israil? Dulu, saat
mereka terkena air kencing, mereka segera membersihkannya dengan
memotong pakaian yang terkena cipratan air kencing tersebut. Melihat
perbuatan ini, orang itu melarang mereka, maka dia pun diadzab dalam
kuburnya.

Dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Huraihah ra secara mauquf,
Rasulullah saw bersabda,
" Kebanyakan siksa kubur itu disebabkan air kencing."

Pada suatu malam Abdullah bin Umar pergi ke rumah seorang perempuan tua yang di samping rumahnya terdapat pemakaman. Lalu dia mendengar suara lirih yang berkata,
"Kencing, apa itu kencing? Gayung, apa itu gayung?" Abdullah bin Umar pun berkata, "Celaka, apa yang terjadi?"
Perempuan tua itu menjawab, "Itu adalah suara suamiku yang tidak
pernah bersuci dari buang air kecil." Mendengar penjelasan tersebut,

Abdullah bin Umar berkata, "Celakalah dia! Unta saja alau kencing
bersuci, tapi dia malah tidak peduli." Perempuan tua itu kembali
menuturkan kisah suaminya : Ketika suamiku sedang duduk, ada seorang
lelaki mendatanginya seraya berkata, "Berilah aku minum, aku sangat
haus." Suamiku malah berkata, "Engkau membawa gayung sedangkan gayung
kami tergantung." Orang itu berkata, "Wahai tuan, berilah aku minum,
aku hampir mati kehausan." Suamiku berkata, "Engkau membawa gayung."
Akhirnya lelaki yang meminta air untuk minum itu meninggal dunia.
Setelah itu, suamiku juga meninggal dunia. Namun sejak hari pertama
dia meniggal dunia, seringkali terdengar suara suamiku dari arah
pemakaman,

"Kencing, apa itu kencing? Gayung, apa itu gayung?"

* Nauzubillah min dzalik, ternyata perkara kecil saja bisa menyebabkan
kita mendapat siksa kubur ya? Banyak orang memandang remeh bersuci
setelah buang air kecil (kurang bersih bahkan tidak bersuci sama
sekali), padahal hal yang remeh itu bisa menjadi malapetaka ketika
kita masuk pada Alam Barzakh.

"Ya Allah, lindungi kami semua dari siksa neraka, siksa kubur, fitnah
dunia & alam barzakh, serta fitnah yang ditimbulkan oleh dajjal, amin."

sumber

Rasulullah SAW dengan Gadis Kecil Yatim

Kisah ini terjadi di Madinah pada suatu pagi di hari raya Idul Fitri. Rasulullah saw seperti biasanya mengunjungi rumah demi rumah untuk mendoakan para muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminah agar merasa bahagia di hari raya itu. Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan bahagia, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil berlari-lari kesana kemari dengan mengenakan pakaian hari rayanya. Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di sebuah sudut ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih. Ia memakai pakaian tambal-tambal dan sepatu yang telah usang.

Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu. Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang putih sewangi bunga mawar itu dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya dengan suaranya yang lembut : "Anakku, mengapa kamu menangis? Hari ini adalah hari raya bukan?" Gadis kecil itu terkejut. Tanpa berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita : "Pada hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama orang tuanya dengan berbahagia. Anak-anak bermain dengan riang gembira. Aku lalu teringat pada ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikanku sebuah gaun berwarna hijau dan sepatu baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berperang bersama Rasulullah saw. Ia bertarung bersama Rasulullah saw bahu-membahu dan kemudian ia meninggal. Sekarang ayahku tidak ada lagi. Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku tidak menangis untuknya, lalu siapa lagi?"

Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang ia membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata: "Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku menjadi ayahmu? …. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu…. dan Aisyah menjadi ibumu…. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?"

Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya. Masya Allah! Benar, ia adalah Rasulullah saw, orang tempat ia baru saja mencurahkan kesedihannya dan menumpahkan segala gundah di hatinya. Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran Rasulullah saw, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya. Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah. Hatinya begitu diliputi kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan, karena ia diperbolehkan menggenggam tangan Rasulullah saw yang lembut seperti sutra itu.

Sesampainya di rumah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disisir. Semua memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Gadis kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan, juga uang saku untuk hari raya. Lalu ia diantar keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak lainnya. Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa keheranan, lalu bertanya :

"Gadis kecil, apa yang telah terjadi? Mengapa kamu terlihat sangat gembira?"

Sambil menunjukkan gaun baru dan uang sakunya gadis kecil itu menjawab :

"Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang ibu, namanya Aisyah, yang hatinya begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatimah. Ia menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini. Aku merasa sangat bahagia, dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya."

Rasulullah saw bersabda : "Siapa yang memakaikan seorang anak pakaian yang indah dan mendandaninya pada hari raya, maka Allah SWT akan mendandani/menghias inya pada hari Kiamat. Allah SWT mencintai terutama setiap rumah, yang di dalamnya memelihara anak yatim dan banyak membagi-bagikan hadiah. Barangsiapa yang memelihara anak yatim dan melindunginya, maka ia akan bersamaku di surga."

Frankfurt am Main, 18 Oktober 2006

vitasarasi at yahoo dot comJudul Asli "Wie der Prophet ein waises Maedchen zum Fest gluecklich machte", diterjemahkan dari buku "Ich erlerne meine Religion: Die fuenf Saeulen des Islam", Asim dan Muerside Uysal, terjemahan dalam bahasa Jerman oleh Marianne Zaric, Istanbul. 

sumber