Pages

Ads 468x60px

Doa Sebelum Bersetubuh Untuk Suami Isteri


حَدَّثَنَا يَحْيَ بْنِ يَحْيَ وَ إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ (وَاللَّفْظُ لِيْحَيَ) قَالَ: أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالَمٍ عَنْ كَرِيبٍ عَنْ ابْنِ عَبّاسٍ. قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : : أَنَّ أَحَدَهُمْ، إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ، قَالَ: بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ. وَ جَنِّبْنِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فَي ذَالِكَ، لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
﴿رَوَاهُ صَحِيحْ مُسْلِمْ :  ١٤١٣، صَحِيحْ الْبُخَارِي:٥١٦٥﴾
Sabda Rasulullah Shollallahu ‘Alayhi Wasallam : “Jika diantara kalian bersetubuh dengan istrinya (atau istri dengan suaminya), seraya berdoa wahai Allah jauhkanlah syaitan dari kami, wahai Allah jauhkanlah syaitan dari anugerah yang akan Kau berikan pada kami. Maka jika ditentukan bagi mereka anak, tak akan di perangkap syaitan selama-lamanya ” (Shahih Bukhari)





“Apabila seseorang membaca doa berikut ini sebelum menggauli isterinya: 
 بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ. وَ جَنِّبْنِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
"Bismillahi Allahumma jannibnas-syaithoona wa jannibnis-syaithoona maa rozaqtanaa" (Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah syetan dari saya, dan jauhkanlah ia dari apa yang akan Eukau rizkikan kepada kami (anak, keturunan), kemudian dari hubungan tersebut ditakdirkan menghasilkan seorang anak, maka ia tidak akan diganggu oleh setan selamanya"
Jika dari hubungan itu lahir
seorang anak atau bayi, maka syaitan tidak akan mampu memperangkapnya. Namun ucapan ini bersifat ‘aam makhsus (Umum dan dikhususkan), dimana yang dimaksud bukan berarti anak tersebut tidak akan bisa digoda oleh syaitan akan tetapi tidak anak tersebut tidak akan terjebak oleh syaitan ke dalam dosa-dosa besar. Oleh karena itu, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada ummatnya akan tuntunan keselamatan seorang anak sebelum ia terlahirkan dan masih berada di sulbi ayahnya, yaitu dengan membaca doa tersebut di atas. Maka para generasi di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu keturunan para sahabat adalah para imam-imam besar, para tabi’in dan hujjatul islam. Akan tetapi semakin manusia menjauhi sunnah ketika berhubungan antara suami dan istri, yang hubungan mereka hanya sekedar sebagai pelampiasan nafsu saja, maka dari sana terlahirlah para generasi yang mudah terjebak dalam perangkap syaitan, seperti perbuatan zina, narkotika dan lainnya, karena sebelum terlahir ia tidak terjaga oleh cahaya tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Silahkan Download .Mp3 Ceramah Beliau di Sini :

Download 

Sejarah dan Perkembangan Ulumul AlQuran



Sejarah perkembangan ulumul quran dimulai menjadi beberapa fase, dimana tiap-tiap fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya, hingga ulumul quran menjadi sebuah ilmu khusus yang dipelajari dan dibahas secara khusus pula. Berikut beberapa fase / tahapan perkembangan ulumul quran.


A. ULUMUL QURAN pada MASA RASULULLAH SAW
Embrio awal ulumul quran pada masa ini berupa penafsiran ayat Al-Quran langsung dari Rasulullah SAW kepada para sahabat, begitu pula dengan antusiasime para sahabat dalam bertanya tentang makna suatu ayat, menghafalkan dan mempelajari hukum-hukumnya.


a. Rasulullah SAW menafsirkan kepada sahabat beberapa ayat.
Dari Uqbah bin Amir ia berkata : " aku pernah mendengar Rasulullah SAW berkata diatas mimbar, "dan siapkan untuk menghadapi mereka kekuatan yang kamu sanggupi (Anfal: 60), ingatlah bahwa kekuatan disini adalah memanah" (HR Muslim)


b. Antusiasme sahabat dalam menghafal dan mempelajari Al-Quran.
Diriwayatkan dari Abu Abdurrahman as-sulami, ia mengatakan : " mereka yang membacakan qur'an kepada kami, seperti Ustman bin Affan dan Abdullah bin Mas'ud serta yang lain menceritakan, bahwa mereka bila belajar dari Nabi sepuluh ayat mereka tidak melanjutkannya, sebelum mengamalkan ilmu dan amal yang ada didalamnya, mereka berkata 'kami mempelajari qur'an berikut ilmu dan amalnya sekaligus.'"


c. Larangan Rasulullah SAW untuk menulis selain qur'an, sebagai upaya menjaga
kemurnian Al-Quran. Dari Abu Saad al- Khudri, bahwa Rasulullah S!W berkata: Janganlah kamu tulis dari aku; barang siapa menuliskan aku selain qur'an, hendaklah dihapus. Dan ceritakan apayang dariku, dan itu tiada halangan baginya, dan barang siapa sengaja berdusta atas namaku, ia akan menempati tempatnya di api neraka. (HR Muslim)


B. ULUMUL QURAN MASA KHALIFAH
Pada masa khalifah, tahapan perkembangan awal (embrio) ulumul quran mulai berkembang pesat, diantaranya dengan kebijakan-kebijakan para khalifah sebagaimana berikut :


a. Khalifah Abu Bakar :dengan Kebijakan Pengumpulan(Penulisan Al-Quran yg pertama yang diprakarsai oleh Umar bin Khottob dan dipegang oleh Zaid bin Tsabit


b. Kekhalifahan Usman Ra : dengan kebijakan menyatukan kaum muslimin pada satu mushaf, dan hal itupun terlaksana. Mushaf itu disebut mushaf  Imam. Salinan-salinan mushaf ini juga dikirimkan ke beberapa propinsi. Penulisan mushaf tersebut dinamakan ar-Rosmul 'Usmani yaitu dinisbahkan kepada Usman, dan ini dianggap sebagai permulaan dari ilmu Rasmil Qur'an.


c. kekalifahan Ali Ra : dengan kebijakan perintahnya kepada Abu 'aswad Ad-Du'ali meletakkan kaidah-kaidah nahwu, cara pengucapan yang tepat dan baku dan memberikan ketentuan harakat pada qur'an. ini juga disebut sebagai permulaan Ilmu I'rabil Qur'an.


C. ULUMUL QURAN MASA SAHABAT & TABI'IN
a. Peranan Sahabat dalam Penafsiran Al-Quran & Tokoh-tokohnya.
Para sahabat senantiasa melanjutkan usaha mereka dalam menyampaikan maknamakna al-qur'an dan penafsiran ayat-ayat yang berbeda diantara mereka, sesuai dengan kemampuan mereka yang berbeda beda dalam memahami dan karena adanya perbedaan lama dan tidaknya mereka hidup bersama Rasulullah SAW , hal demikian diteruskan oleh murid-murid mereka , yaitu para tabi'in.
Diantara para Mufasir yang termashur dari para sahabat adalah:

1. Empat orang Khalifah ( Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali )
2. Ibnu Masud,
3. Ibnu Abbas,
4. Ubai bin Ka'ab,
5. Zaid bin sabit,
6. Abu Musa al-Asy'ari dan
7. Abdullah bin Zubair.

Banyak riwayat mengenai tafsir yang diambil dari Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Masud dan Ubai bin Kaab, dan apa yang diriwayatkan dari mereka tidak berarti merupakan sudah tafsir Quran yang sempurna. Tetapi terbatas hanya pada makna beberapa ayat dengan penafsiran apa yang masih samar dan penjelasan apa yang masih global.


b. Peranan Tabi'in dalam penafsiran Al-Quran & Tokoh-tokohnya
Mengenai para tabi'in, diantara mereka ada satu kelompok terkenal yang mengambil ilmu ini dari para sahabat disamping mereka sendiri bersungguh-sungguh atau melakukan ijtihad dalam menafsirkan ayat. Yang terkenal di antara mereka , masing-masing sebagai
berikut :

1. Murid Ibnu Abbas di Mekah yang terkenal ialah, Sa'id bin  ubair, Mujahid, 'iKrimah bekas sahaya ( maula ) Ibnu Abbas, Tawus bin kisan al Yamani dan 'Ata' bin abu Rabah.


2. Murid Ubai bin Ka'ab, di Madinah : Zaid bin !slam, abul Aliyah, dan Muhammad bin Ka'b al Qurazi.


3. Abdullah bin Masud di Iraq yang terkenal : 'Alqamah bin Qais, Masruq al Aswad bin Yazid, 'Amir as Sya'bi, Hasan Al Basyri dan Qatadah bin Di'amah as Sadusi. Dan yang diriwayatkan mereka itu semua meliputi ilmu tafsir, ilmu Gharibil Qur'an, ilmu Asbabun Nuzul, ilmu Makki Wal madani dan ilmu Nasikh dan Mansukh, tetapi semua ini tetap didasarkan pada riwayat dengan cara didiktekan.


D. MASA PEMBUKUAN "TADWIN"
Perkembangan selanjutnya dalam ulumul quran adalah masa pembukuan ulumul Quran , yang juga melewati beberapa perkembangan sebagai berikut :


a. Pembukuan Tafsir Al-!uran menurut riwayat dari Hadits, Sahabat & Tabi'in
Pada abad kedua hijri tiba masa pembukuan ( tadwin ) yang dumulai dengan pembukuan hadist dengan segala babnya yang bermacam-macam, dan itu juga menyangkut hal yang berhubungan dengan tafsir. Maka sebagian ulama membukukan tafsir Qur'an yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW dari para sahabat atau dari para tabi'in. Diantara mereka yang terkenal adalah, Yazid bin )arun as Sulami, ( wafat 177 H ), Syu'bah bin Hajjaj ( wafat 160 H ), Waqi' bin  arrah ( wafat 197 H ) ), Sufyan bin 'uyainah ( wafat 198 H ), dan Aburrazaq bin Hammam ( wafat 112 ). Mereka semua adalah para ahli hadis. Sedang tafsir yang mereka susun merupakan salah satu bagiannya. "amun tafsir mereka yang tertulis tidak ada yang sampai ketangan kita.


b. Pembukuan Tafsir berdasarkan susunan Ayat
Kemudian langkah mereka itu diikuti oleh para ulama'. Mereka menyusun tafsir Qur'an yang lebih sempurna berdasarkan susunan ayat. Dan yang terkenal diantara mereka ada Ibn Jarir at Tabari (wafat 310 H) Demikianlah tafsir pada mulanya dinukil ( dipindahkan ) melalui penerimaan ( dari mulut kemulut ) dari riwayat, kemudian dibukukan sebagai salah satu bagian hadis, selanjutnya ditulis secara bebas dan mandiri. Maka berlangsunglah proses kelahiran at Tafsir bil Ma'sur ( berdasarkan riwayat ), lalu diikuti oleh at Tafsir bir Ra'yi ( berdasarkan penalaran ).


c. Munculnya Pembahasan Cabang-cabang Ulumul Quran selain Tafsir
Disamping ilmu tafsir lahir pula karangan yang berdiri sendiri mengenai pokok-pokok pembahasan tertentu yang berhubungan dengan quran, dan hal ini sangat diperlukan oleh seorang mufasir, diantaranya :


1. Ulama abad ke-3 Hijri
* Ali bin al Madini ( wafat 234 H) guru Bukhari, menyusun karangannya mengenai asbabun nuzul
* Abu 'Ubaid al Qasim bin Salam ( wafat 224 H) menulis tentang Nasikh Mansukh dan qira'at.
* Ibn Qutaibah ( wafat 276 H) menyusun tentang problemaIka Quran ( musykilatul quran ).


2. Ulama Abad Ke-4 Hijri
* Muhammad bin Khalaf bin Marzaban ( wafat 309 H ) ) menyusun al- Hawi fa 'Ulumil Qur'an.
* Abu muhammad bin Qasim al Anbari ( wafat 751 H) juga menulis tentang ilmu-ilmu qur'an.
* Abu Bakar as Sijistani ( wafat 330 H ) menyusun Garibul Qur'an.
* Muhammad bin Ali bin al-Adfawi ( wafat 388) menyusun al Istigna' fi 'Ulumil Qur'an.


3. Ulama Abad Ke-5 dan setelahnya
* Abu Bakar al Baqalani ( wafat 403 H ) menyusun I'jazul Qur'an,
* Ali bin Ibrahim bin Sa'id al Hufi ( wafat 430 )menulis mengenai I'rabul Qur'an.
* Al Mawardi ( wafat 450 H ) menegenai tamsil-tamsil dalam Qur'an ( 'amsalul Qur'an ).
* Al Izz bin Abdussalam ( wafat 660 H ) tentang majaz dalam Qur'an.
* Alamuddin !skhawi ( wafat 643 H ) menulis mengenai ilmu Qira'at ( cara membaca Qur'an ) dan Aqsamul Qur'an.


d. Mulai pembukuan secara khusus Ulumul !uran dengan mengumpulkan cabangcabangnya.
Pada masa sebelumnya, ilmu-ilmu al-quran dengan berbagai pembahasannya di tulis secara khusus dan terserak, masing-masing dengan judul kitab tersendiri. Kemudian, mulailah masa pengumpulan dan penulisan ilmu-ilmu tersebut dalam pembahasan khusus yang lengkap, yang dikenal kemudian dengan Ulumul Qur'an. 


Di antara ulama-ulama yang menyusun secara khusus ulumul quran adalah sebagai berikut :
* Ali bin Ibrohim Said (wafat 330 H) yang dikenal dengan al Hufi dianggap sebagai orang pertama yang membukukan 'Ulumul Qur'an, ilmu-ilmu Qur'an.
* Ibnul Jauzi ( wafat  597 H) mengikuInya dengan menulis sebuah kitab berjudul fununul Afnan fi 'Aja'ibi 'ulumil Qur'an.
* Badruddin az-Zarkasyi ( wafat 794 H ) menulis sebuah kitab lengkap dengan judul Al- Burhan fii ulumilQur`an .
* Jalaluddin Al-Balqini (wafat 824 H) memberikan beberapa tambahan atas Al-Burhan di dalam kitabnya Mawaaqi`ul u`luum min mawaaqi`innujuum.
*  Jalaluddin As-Suyuti ( wafat 911 H ) juga kemudian menyusun sebuah kitab yang terkenal Al-Itqaan fii u`luumil qur`an.


Catatan : kitab Al-Burhan ( Zarkasyi) dan Al-Itqon ( As-Suyuti) hingga hari ini masih dikenal sebagai referensi induk ( terlengkap dalam masalah Ulumul Qur'an. Tidak ada peneliti tentang ulumul quran, kecuali pasti akan banyak menyandarkan tulisannya pada kedua kitab tersebut.


E. ULUMUL QUR'AN MASA MODERN / KONTEMPORER
Sebagaimana pada periode sebelumnya, perkembangan ulumul quran pada masa kontemporer ini juga berlanjut seputar penulisan sebuah metode atau cabang ilmu Al-Quran secara khusus dan terpisah, sebagaimana ada pula yang kembali membali menyusun atau menyatukan cabang-cabang ulumul quran dalam kitab tersendiri dengan penulisan yang lebih sederhana dan sistematis dari kitab-kitab klasik terdahulu.


1. Kitab yang terbit membahas khusus tentang cabang-cabang ilmu quran atau pembahasan khusus tentang metode penafsiran Al-Quran di antaranya :


a. Kitab i`jaazul quran yang ditulis oleh Musthafa Shadiq Ar-Rafi`i,
b. Kitab At-Tashwirul fanni fiil qu`an dan masyaahidul qiyaamah fil qur`an oleh Sayyid Qutb,
c. Tarjamatul qur`an oleh syaikh Muhammad Musthafa Al-Maraghi yang salah satu pembahasannya ditulis oleh Muhibuddin al-hatib,
d. Masalatu tarjamatil qur`an Musthafa Sabri,
e. An-naba`ul adziim oleh DR Muhammad Abdullah Daraz dan
f. Muqaddimah tafsir Mahaasilu ta`wil oleh  amaluddin Al-qasimi.


2. Kitab yang membahas secara umum ulumul quran dengan sistematis, diantaranya :

a. Syaikh Thahir Al-jazaairy menyusun sebuah kitab dengan judul At-tibyaan fii u`luumil qur`an.
b. Syaikh Muhammad Ali Salamah menulis pula Manhajul furqan fii u`luumil qur`an yang berisi pembahasan yang sudah ditentukan untuk fakultas ushuluddin di Mesir dengan spesialisasi da`wah dan bimbingan masyarakat dan diikuti oleh muridnya,
c. Muhammad Abdul a`dzim az-zarqani yang menyusun Manaahilul i`rfaan fii u`lumil qur`an.
d. Syaikh Ahmad Ali menulis muzakkiraat u`lumil qur`an yang disampaikan kepada mahasiswanya di fakultas ushuluddin jurusan dakwah dan bimbingan masyarakat.
e. Kitab Mahaabisu fii u`lumil qur`an oleh DR Subhi As-Shalih.

Pembahasan tersebut dikenal dengan sebutan u`luumul qur`an, dan kata ini kini telah menjadi istilah atau nama khusus bagi ilmu-ilmu tersebut.


Catatan : Kitab Mabahitsul Quran yang ditulis Manna'ul Qattan ini juga termasuk kitab ulumul quran kontemporer yang banyak mendapat sambutan di universitas-universitas di Timur Tengah dan Dunia Islam pada umumnya. Kitab ini juga dijadikan modul untuk perkuliahan Ulumul Quran semester , di Universitas InternaIonal Afrika, Khartoum Sudan, sebagai Mata Kuliah umum untuk semua mahasiswa di berbagai jurusannya.

Penyesalan Kasih Sayang Ibu dan Anak



Penyesalan Kasih Sayang..
 oleh : payzo (admin getect)

Di sebuah rumah gubuk, yang di dalamnya tidak ada penerangan, terdengarlah suara hentakkan seorang anak kepada ibunya, "pokoknya aku ingin dibelikan baju baru..." begitulah suara yang lantang tersebut membuat sang ibu yang sedang duduk berdzikir dalam kamar, terkejut. Detak jantungnya berdetak kencang, air mata menetes di pakaiannya, tangan kanannya menekan dada, dengan harapan agar detak jantungnya bisa berdetak lebih tenang. Tetapi sebelum detak jantung sang ibu mulai mereda, terdengar lagi suara lantang sang anak, dari luar kamar, "kalau ibu tidak mau menuruti keinginanku, aku akan pergi dari rumah ini.. biar.. biarlah ibu tinggal sendiri tanpa ada yang mengurus ibu..!!" detak jantung sang ibu bertambah kencang, jemari tangan kanannya semakin erat menggenggam dadanya. Suara napas sang ibu begitu berat, air matapun terus membasahi pakaian ibu. Penyakit jantung yang di pendam sang ibu selama ini mulai kambuh. dengan perasaan yang berkcamuk, sang ibu ingin menghentikan kegaduhan yang di lakukan sang anak, dengan susah payah ibupun berucap dengan berat dan lirih, "bukannya ibu tidak mau menuruti keinginanmu sayaaang...,"ibu terhenti sejenak, karena menahan rasa sakit di dadanya, kemudian ibu melanjutkan lagi ucapannya,"tetapi sejak bapak mu tiada, ibu tidak memiliki apa-apa untuk memenuhi semua keinginanmu", ucapan ibu kembali terhenti, karena tangisan semakin berat, sambil menahan suara tangisan ibupun kembali berucap dengan terbata-bata, "jika engkau ingin pergi.. pergilah.." tangisan ibu tambah berat, karena perkataan tersebut adalah bukan keinginan hatinya, hingga tangan kiri sang ibu, dengan erat menutupi mulutnya agar tangisnya bisa berhenti, tetapi semakin erat jemari ibu menutupi mulutnya, semakin berat tangisan sang ibu. Tiba-tiba "BRAAK...!!" terdengar benturan benda keras di dinding kamar ibu. Rupanya sang anak melempar kursi ke dinding kamar sang ibu, karena kesal ancamannya ingin pergi dari rumah, malah di restui oleh ibunya.
Dengan perasaan hancur dan sesak, perlahan sang ibu paksakan diri untuk berdiri dan keluar dari kamar untuk menghampiri sang anak, ketika di lihatnya sang anak dengan kondisi penampilan yang kacau, ibu pun tersenyum perih sambil menyeka air mata, agar sang anak tidak melihat air matanya, kemudian berucap," pergilah nak.. kalau kau mau pergi..", tetapi sang anak tetap diam di tempat sambil menahan rasa kesal. Melihat anaknya diam saja, sang ibu menghampiri, kemudian dengan perlahan meraih tangan sang anak."pergilah...." dengan lembut sang ibu berucap. Tetapi tiba-tiba sang anak dengan kasar menarik tangannya dari genggaman sang ibu, sambil berucap kasar,"Ibu memang tidak pernah sayang sama aku..., ibu memang benci sama aku.... ibuu..." ucapan sang anak terhenti, ketika sang ibu dengan tangisan yang tak terbendung, menarik paksa tangan sang anak ke arah pintu rumah. Melihat reaksi ibunya yang marah sembari menangis, membuat sang anak bingung, karena ulahnya yang mungkin sudah terlalu berlebihan menyakiti perasaan sang ibu, hingga sang ibu meneteskan air mata, dengan keadaan bingung sang anak berusaha melepas tarikan tangan ibunya.

Tetapi sebelum genggaman ibu terlepas, dan mulut sang anak belum sempat terucap maaf. Ibu sudah terlebih dahulu menarik dan mendorong anaknya keluar rumah, dan dengan seketika sang ibupun menutup rapat-rapat rumahnya, sembari menangis di balik pintu, karena tidak tega membiarkan sang anak terusir oleh dirinya sendiri. Sedangkan sang anak terdiam kebingungan dengan apa yang telah dia lakukan. sang anak mencoba untuk mengetuk pintu yang tertutup, sambil meneteskan air mata sang anak berucap pelan, "ibu.............. ibu.......  maaf ibu...", tangisan sang ibupun semakin berat, mendengar lirihan lisan sang anak. Sang ibupun semakin menangis, ketika setiap anaknya memanggil nama ibu. hingga akhirnya sang ibu terhenti menangis karena tidak lagi mendengar suara sang anak dari balik pintu. Karena kawatir, sang ibu mencoba mengintip di celah-celah pintu, untuk mengetahui apa yang sedang di lakukan anaknya... ternyata dilihatnya sang anak mencoba memberanikan diri pergi dari rumah, tetapi setelah melangkah sejauh 5 meter, sang anak kembali lagi di depan pintu, kemudian hal ini terus terulang sampai 3 kali. Setelah itu sang anak terdiri terdiam, dengan air mata terus terurai. dengan tubuh gemetar, karena perasaan terus berkecamuk, menyesal telah menyakiti perasan ibunya, kemudian perlahan sang anak menurunkan lututnya di depan pintu, sambil menempelkan pipinya yang basah ke dinding pintu. Kemudian berucap,:

"Ibu... buka pintunya bu... maafkan aku ibu... "

"jika engkau tidak mau membuka pintu ini..., "
"pintu siapa lagi yang akan terbuka untukku ibu...."

"ibu.. jika engkau mencabut kasih sayangmu..."
"kemana lagi aku akan mendapat kasih sayang seorang ibu.."

"Ibu... jika engkau tidak memaafkanku..."
"surga mana yang akan menerima anakmu ini bu..."
Mendengar tobat anaknya, sang ibupun bersegera membuka pintu kemudian memeluk anaknya sembari menangis dan berucap,:
"Anakku... sayangku... "
"Siapa yang tidak luluh hatinya ketika mendengar tobatmu.."
"Siapa yang tidak akan membuka pintu rumah untukmu..."
"Siapa yang tidak mau memaafkanmu..."
"Ibu mana yang tega membiarkan anaknya masuk kedalam siksa neraka..."
"maafkanlah ibu.. anakku... jika orang itu adalah ibumu ini..."
Ketika ibunya terdiam, sang anakpun menjawab," tidak ibu... akulah yang seharusnya minta maaf,... akulah anak yang tidak tau diri....., anak yang tidak pernah bersyukur...., tolong maafkan semua kesalahanku bu... aku berjanji tidak akan menjadi anak yang durhaka lagi....", seketika suasana menjadi hening, tangis isak sang ibupun tidak terdengar lagi,"bu....ibu...maafkan anakmu ini ya bu..." ucap lembut sang anak, tetapi ibu tidak menjawab sepatah katapun. dengan pelan sang anak menggoyang tubuh sang ibu,"bu.... ibu.... ibu... ibu...", tiba-tiba saja tubuh sang ibu terjatuh lunglai, dengan sigap sang anak memangku ibunya. terlihat raut wajah ibu yang masih basah dengan air mata, sang anak berusaha mengusap air mata di wajah ibu, tetapi ketika tangan sang anak menyentuh hidung ibu,  tidak dirasakan, adanya peredaran udara di sekitar hidung ibunya. dicek ke nadi ibunyapun sudah tidak berdetak lagi. 
Menyadari ibunya sudah meninggal dunia sang anak teriak histeris..
"IBUUUU......IBUUUUU....."
"maafkan aku ibu..."
"jangan tinggalkan aku ibu...."
"engkau belum sempat memaafkanku ibuu..."
"kemana lagi aku mencari penggantimu ibu..."
"aku menyesal ibu..."
"Ibuuuu..... Ibuuuu......"
 

Sekian dulu ceritanya semoga bisa di ambil hikmah dan pelajaran di dalamnya...