Pages

Ads 468x60px

KAI SIRAN WALIALLAH Yang Masih Hidup dan Tinggal Selama 50 Tahun Lebih Di Pedalaman Hutan Desa Rantau Bujur Kecamatan Aranio Kalimantan Selatan


KAI SIRAN banyak yang mengatakan beliau adalah Wali Allah. sudah lebih 50 tahun beliau tinggal dan hidup di dalam hutan jauh dari permukiman, bahkan ada yang menyebut hampir 70 tahun, subhanallah..Lokasi Rantau Bujur Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Desa tersebut jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, dikelilingi pegunungan dan danau yang sangat luas. untuk menempuh dari kota martapura perlu waktu kurang lebih 2 jam karena memang jalannya belum beraspal

meskipun sangat jauh dari kota, masyarakat tetap berdatangan bahkan dari luar kota, kebetulan ketika admin berkunjung berpapasan dengan rombongan asal kota barabai. Kai siran tidak memikirkan duniawi beliau hidup dalam hutan dan konon beliau menyimpan uang pemberian masyarakat didalam karung dan tidak dipakai sampai lusuh dan rusak uang tersebut, bahkan yang beruntung datang mengunjungi beliau dikasi uang jutaan. makanan juga terus berdatangan tanpa beliau minta. itulah karomah beliau, dunia yang mengejar beliau. pohon-pohon disekitar tempat tinggal beliau tidak diperbolehkan dipotong karena menurut kai siran, pohon juga makhluk Allah SWT, harus dirawat dan dilindungi, subhanallah. Gurbernur kalimantan selatan, paman birin bahkan berkunjung dikediaman beliau dengan menawarkan bantuan perbaikan jalan dan rumah tapi di tolak secara halus, beliau ingin suasananya tetap seperti ini, alami. alhamdulillah pada kesempatan dan izin, admin diperbolehkan berkunjung dan membuat video ini.




Haul Akbar Guru Sekumpul dari Masa ke Masa (2006 - 2020)



Kompilasi Haul Guru Sekumpul dari Masa ke Masa (2006 - 2020) Jutaan umat manusia berkumpul dikawasan Mushollah Ar-raudah Sekumpul Martapura kalimantan selatan, sampai – sampai luar penjuru dunia seperti Arab Saudi, Iran dan lainnya behadir dalam acara haul akbar yang setiap tahunnya dilaksanakan tersebut, guna mengenang serta mendo’akan mendiang K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani atau lebih akrab disapa dengan Abah Guru Sekumpul. Admin berusaha mengumpulkan momen-momen haul Ke-1 sampai haul Ke-15 sekarang 2020 dari berbagai sumber. Semoga kerinduan kita terhadap momen tersebut terobati karena event ini hanya ada setiap satu tahun sekali.





sumber https://youtu.be/BX50QcauNBA

Foto - Foto Abah Guru Sekumpul Yang Jarang Diketahui

Abah Guru Sekumpul



Koleksi Foto Abah Guru Sekumpul | Ya Ala Baitinnabi Versi KH.Muhammad Zaini Abdul Ghani KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari (lahir di Tunggul Irang, Martapura, 11 Februari 1942 – meninggal di Martapura, 10 Agustus 2005 pada umur 63 tahun) adalah salah seorang ulama dan tokoh yang sangat kharismatik dan populer di Kalimantan. Adapun gelar panjang yang diberikan oleh masyarakat luas yakni Kyai Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani, Syaikhuna Al’Alimul Allamah Muhammad Zaini bin Al’Arif Billah Abdul Ghani, Syaikhuna Al’Alimul Allamah Al’Arif Billah Al Bahr Al Ulum Al Waliy Al Qutb As Syaikh Al Mukarram Maulana Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari. Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar tanah Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari. Adapun silsilah beliau, Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Semman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin Al’alimul Allamah Al Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari (Datuk Kalampayan).

CERITA PERNIKAHAN KH. MUHAMMAD ZAINI ABDUL GHANI (Abah Guru Sekumpul)

PERNIKAHAN ABAH GURU SEKUMPUL

Status yang panjang.. Semoga tidak bosan para Muhibbin semua untuk membaca dan menyimaknya..
Pernikahan Abah Guru sekumpul saat itu di tahun 1975, Abah Guru masih berusia sekitar 30 tahunan, namun belum terlihat tanda-tanda keinginan untuk punya isteri, Hari-hari beliau disibukkan dengan menuntut ilmu dan majlis ta,lim yang beliau pimpin di Kraton Martapura, seolah-olah Abah Guru lupa tentang masalah ini, atau jangan-jangan Abah Guru tidak laku? Ooo, tidaak !! Apabila dilihat dari garis keturunan, Abah Guru berasal dari orang sholeh dan berilmu luas, seharusnya beliau menjadi idaman setiap orang tua untuk menikahkan anak gadisnya dan menjadikan beliau sebagai menantu agar memberikan keturunan yang sholeh pula. Apalagi diingat akan wajah Abah Guru yang tampan dan bersih, perawakan tubuh yang bagus, rambut hitam tidak ikal dan tidak pula lurus, dahi beliau lebar, jika berdiam tampak berwibawa, dan bila berbicara sangat menarik, bicaranya sopan santun dan manis, suara beliau merdu, berperangai lemah lembut, dan punya kharisma yang memancar dari diri beliau, tentulah membuat sebagian perempuan memimpikan beliau akan menjadi suaminya, Maka sangat tidak mungkin saat itu Abah Guru, tidak laku, Sebenarnya Abah Guru saat itu menjadi idaman wanita-wanita yang mengetahui keberadaan beliau,.
Simak kisahnya...
Suatu hari Abah Guru mengadakan acara peringatan Hari Besar Islam di Keraton, Acara dihadiri oleh jamaah laki-laki dan perempuan yang dipisahkan oleh dinding tirai kain yang tinggi, tergantung disebilah kayu panjang.. Pada waktu itu Abah Guru melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran dengan fasih dan merdunya disela-sela isi pengajian beliau, Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari bunyi kayu patah dan benda yang jatuh, semua hadirin pun menoleh kearah asal suara kegaduhan tsb, Kayu penggantung tirai kain pembatas telah patah, dan beberapa wanita berjatuhan, Rupanya para jamaah wanita berdesakan untuk melihat Abah Guru Zaini yang beparaskan tampan/ganteng, hingga membuat kayu itu tak kuat menahan beban sedemikian banyak orang.
Begitulah sedemikian besar daya pesona yang dipancarkan Abah Guru saat itu, Dan sejak peristiwa itu Abah Guru tidak bersedia lagi diminta untuk kegiatan serupa.. Ibunda Masliyah sebenarnya sudah lama menginginkan agar puteranya segera memiliki pendamping hidup, sebab kawan-kawan Abah Guru saat itu memang hampir semuanya menikah, bahkan sudah memiliki beberapa orang anak,Namun keinginan ibunda itu tidak juga terucapkan, karena ibunda memahami kesibukan putera nya yang lebih mementingkan ilmu dan ibadah dibanding hal lainnya. Sampai suatu hari, Abah Guru mendapat isyarat dari Hadrat Baginda Rasululllah Saw untuk segera menikah, sejak itulah Abah Guru terbuka ingin menikah, memiliki pasangan hidup, menjalankan salah satu dari Sunnah Rasul Saw...
Tak lama sesudah itu, Abah Guru di undang menghadiri acara Maulid dirumah Haji Sulaiman, sepupu jauh beliau,dan adalah kebiasaan Abah Guru untuk hadir lebih dahulu sebelum undangan yang lain datang, saat itu yang membukakan pintu adalah seorang gadis,..Sehabis acara, Abah Guru muda diantar oleh salah seorang anak Pak Haji Sulaiman yang bernama Syahrani, sesampainya dirumah Abah Guru, Syahrani tidak langsung pulang, tapi berbincang-bincang sejenak, saat itulah terselip pertanyaan dari Abah Guru, siapa yang membukakan pintu tadi, Syahrani menjawab bahwa itu adalah kakaknya. Setelah kepulangan Syahrani, Ibunda Masliyah bertanya kepada Abah Guru " Nang, siapa nang betamu tadi? " Ipar " jawab Abah Guru singkat.
Ibunda Masliyah terkejut, sebab sebelum ini, puteranya tidak pernah menjawab dengan kata seperti itu, kemudian dengan hati-hati dan lembut, ibunda menyuruh untuk bercerita panjang lebar, Mendengar penuturan anaknya, Ibunda dan ayahda Abdul Ghani serta saudara ibunda yaitu Guru Haji Semman Mulya sepakat untuk merestui niat anaknya tsb.. Atas anjuran Tuan guru Semman Mulya, Abah Guru akhirnya pergi dahulu ke Bangil untuk menemui Guru Bangil, Syekh Syarwani Abdan Bangil, untuk meminta pendapat beliau, Guru Bangil sendiri setuju atas keinginan Abah Guru untuk menikahi salah satu puterinya Haji Sulaiman itu, Kemudian Guru Bangil menyuruh Abah Guru untuk bermusyawarah dengan Kyai Hamid Pasuruan seraya menitipkan salam untuk beliau, Abah Guru pergi ke Pasuruan, Saat itu Kyai Hamid lagi banyak menerima tamu, sehingga tidak banyak berbicara panjang lebar, Abah Guru menyampaikan salam dari Guru Bangil, belum lagi Abah Guru menyampaikan maksud sidin, Kyai Hamid langsung berkata" Innaa abaahaa wa abaa abaahaa Qod balaghaa fil majdi ghaayataa haa.. " Sesungguhnya ayahnya, dan kakeknya telah mencapai apa yang di inginkan para orang sholeh" . Setelah mendengar kalimat penuh arti itu yang keluar dari lisan Kyai Hamid, maka semakin mantaplah bagi Abah Guru niat untuk menikahi Siti Juwairiyah puteri dari Haji Sulaiman.. Hasil pembicaraan dengan beberapa ulama tsb segera disampaikan kepada keluarga sepulang dari Pulau Jawa.
Selang beberapa hari kemudian, keluarga pun mengutus seseorang untuk melamar puteri Haji Sulaiman,. Haji Sulaiman menyambut lamaran itu dengan gembira, apalagi setelah puterinya Siti Juwairiyah menerima lamaran dari pihak keluarga Abah Guru. Singkat cerita, pernikahan pun di langsungkan dengan meriah, ribuan undangan pun hadir, hingga dikisahkan sampai kehabisan lauk untuk jamuan, dari daging sampai telor, hingga harus membeli telor ke Banjarmasin karena semua telor yang ada di Martapura sudah habis.
Acara walimah dihadiri oleh banyak ulama dan habaib, diantaranya Habib Zein al Habsyi, beliau sangat berbahagia dan bersuka cita atas pernikahan anak angkat kesayangannya, hingga Habib menjadikan rumahnya untuk tempat acara selamatannya dan berganti pakaian adat pengantin Hadramaut memakai Alfi, sebelum diantar menuju rumah mempelai wanita oleh para Habaib termasuk Habib Zein al Habsyi sendiri.
Acara akad nikah Abah Guru dengan Siti Juwairiyah itu berlangsung pada tanggal 11 Rabiul Awal 1395 H atau 23 April 1975 M..
Semoga kita semua ditambahkan cinta dengan yang mulia Abah Guru Sekumpul, bagi yang belum punya pasangan, semoga dapat pasangan yang sholeh atau sholehah, Bagi yang sudah berkeluarga, semoga rukun dan bahagia selalu berkat Abah Guru Sekumpul.
Aamiin Allaahumma Aamiiin.
Sumber Al-Faqir Abu Hamid

FULL ALBUM SYAIR SHOLAWAT NABI MERDU

KOLEKSI SYAIR SHOLAWAT NABI



Bismillah alhamdulillah sholawat serta salam atas Rasulullah dan segenap keluarga, juga para sahabat dan orang yang mengikuti petunjuknya, serta orang-rang yang tak pernah henti membaca sholawat atasnya. 

Semoga dengan seringnya kita mendengar dan membaca sholawat terhindar dari segala bahaya dan penyakit, terutama wabah virus corona covid 19 yang melanda seluruh dunia saat ini.

Maka dari itu, mari kita perbanyak sholawat, karena amalan yang tidak akan tertolak adalah bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.