Penyesalan Kasih Sayang..
oleh : payzo (admin
getect)
Di sebuah rumah gubuk, yang
di dalamnya tidak ada penerangan, terdengarlah suara hentakkan seorang anak
kepada ibunya, "pokoknya aku ingin dibelikan baju baru..."
begitulah suara yang lantang tersebut membuat sang ibu yang sedang duduk
berdzikir dalam kamar, terkejut. Detak jantungnya berdetak kencang, air mata
menetes di pakaiannya, tangan kanannya menekan dada, dengan harapan agar detak
jantungnya bisa berdetak lebih tenang. Tetapi sebelum detak jantung sang ibu
mulai mereda, terdengar lagi suara lantang sang anak, dari luar kamar, "kalau
ibu tidak mau menuruti keinginanku, aku akan pergi dari rumah ini.. biar..
biarlah ibu tinggal sendiri tanpa ada yang mengurus ibu..!!" detak
jantung sang ibu bertambah kencang, jemari tangan kanannya semakin erat
menggenggam dadanya. Suara napas sang ibu begitu berat, air matapun terus
membasahi pakaian ibu. Penyakit jantung yang di pendam sang ibu selama ini
mulai kambuh. dengan perasaan yang berkcamuk, sang ibu ingin menghentikan
kegaduhan yang di lakukan sang anak, dengan susah payah ibupun berucap dengan berat
dan lirih, "bukannya ibu tidak mau menuruti keinginanmu sayaaang...,"ibu
terhenti sejenak, karena menahan rasa sakit di dadanya, kemudian ibu
melanjutkan lagi ucapannya,"tetapi sejak bapak mu tiada, ibu tidak
memiliki apa-apa untuk memenuhi semua keinginanmu", ucapan ibu kembali
terhenti, karena tangisan semakin berat, sambil menahan suara tangisan ibupun
kembali berucap dengan terbata-bata, "jika engkau ingin pergi..
pergilah.." tangisan ibu tambah berat, karena perkataan tersebut
adalah bukan keinginan hatinya, hingga tangan kiri sang ibu, dengan erat
menutupi mulutnya agar tangisnya bisa berhenti, tetapi semakin erat jemari ibu
menutupi mulutnya, semakin berat tangisan sang ibu. Tiba-tiba "BRAAK...!!"
terdengar benturan benda keras di dinding kamar ibu. Rupanya sang anak melempar
kursi ke dinding kamar sang ibu, karena kesal ancamannya ingin pergi dari
rumah, malah di restui oleh ibunya.
Dengan
perasaan hancur dan sesak, perlahan sang ibu paksakan diri untuk berdiri dan
keluar dari kamar untuk menghampiri sang anak, ketika di lihatnya sang anak
dengan kondisi penampilan yang kacau, ibu pun tersenyum perih sambil menyeka
air mata, agar sang anak tidak melihat air matanya, kemudian berucap,"
pergilah nak.. kalau kau mau pergi..", tetapi sang anak tetap diam di
tempat sambil menahan rasa kesal. Melihat anaknya diam saja, sang ibu
menghampiri, kemudian dengan perlahan meraih tangan sang anak."pergilah...."
dengan lembut sang ibu berucap. Tetapi tiba-tiba sang anak dengan kasar menarik
tangannya dari genggaman sang ibu, sambil berucap kasar,"Ibu memang
tidak pernah sayang sama aku..., ibu memang benci sama aku.... ibuu..."
ucapan sang anak terhenti, ketika sang ibu dengan tangisan yang tak terbendung,
menarik paksa tangan sang anak ke arah pintu rumah. Melihat reaksi ibunya yang
marah sembari menangis, membuat sang anak bingung, karena ulahnya yang mungkin
sudah terlalu berlebihan menyakiti perasaan sang ibu, hingga sang ibu
meneteskan air mata, dengan keadaan bingung sang anak berusaha melepas tarikan
tangan ibunya.
Tetapi
sebelum genggaman ibu terlepas, dan mulut sang anak belum sempat terucap maaf.
Ibu sudah terlebih dahulu menarik dan mendorong anaknya keluar rumah, dan
dengan seketika sang ibupun menutup rapat-rapat rumahnya, sembari menangis di
balik pintu, karena tidak tega membiarkan sang anak terusir oleh dirinya
sendiri. Sedangkan sang anak terdiam kebingungan dengan apa yang telah dia
lakukan. sang anak mencoba untuk mengetuk pintu yang tertutup, sambil
meneteskan air mata sang anak berucap pelan, "ibu..............
ibu....... maaf ibu...", tangisan sang ibupun semakin berat,
mendengar lirihan lisan sang anak. Sang ibupun semakin menangis, ketika setiap
anaknya memanggil nama ibu. hingga akhirnya sang ibu terhenti menangis karena
tidak lagi mendengar suara sang anak dari balik pintu. Karena kawatir, sang ibu
mencoba mengintip di celah-celah pintu, untuk mengetahui apa yang sedang di
lakukan anaknya... ternyata dilihatnya sang anak mencoba memberanikan diri
pergi dari rumah, tetapi setelah melangkah sejauh 5 meter, sang anak kembali
lagi di depan pintu, kemudian hal ini terus terulang sampai 3 kali. Setelah itu
sang anak terdiri terdiam, dengan air mata terus terurai. dengan tubuh gemetar,
karena perasaan terus berkecamuk, menyesal telah menyakiti perasan ibunya,
kemudian perlahan sang anak menurunkan lututnya di depan pintu, sambil
menempelkan pipinya yang basah ke dinding pintu. Kemudian berucap,:
"Ibu... buka
pintunya bu... maafkan aku ibu... "
"jika engkau tidak mau
membuka pintu ini..., "
"pintu siapa lagi yang
akan terbuka untukku ibu...."
"ibu.. jika engkau
mencabut kasih sayangmu..."
"kemana lagi aku akan
mendapat kasih sayang seorang ibu.."
"Ibu... jika engkau
tidak memaafkanku..."
"surga mana yang akan
menerima anakmu ini bu..."
Mendengar
tobat anaknya, sang ibupun bersegera membuka pintu kemudian memeluk anaknya
sembari menangis dan berucap,:
"Anakku... sayangku...
"
"Siapa yang tidak
luluh hatinya ketika mendengar tobatmu.."
"Siapa yang tidak akan
membuka pintu rumah untukmu..."
"Siapa yang tidak mau
memaafkanmu..."
"Ibu mana yang tega
membiarkan anaknya masuk kedalam siksa neraka..."
"maafkanlah ibu..
anakku... jika orang itu adalah ibumu ini..."
Ketika
ibunya terdiam, sang anakpun menjawab," tidak ibu... akulah yang
seharusnya minta maaf,... akulah anak yang tidak tau diri....., anak yang tidak
pernah bersyukur...., tolong maafkan semua kesalahanku bu... aku berjanji tidak
akan menjadi anak yang durhaka lagi....", seketika suasana
menjadi hening, tangis isak sang ibupun tidak terdengar lagi,"bu....ibu...maafkan
anakmu ini ya bu..." ucap lembut sang anak, tetapi ibu tidak
menjawab sepatah katapun. dengan pelan sang anak menggoyang tubuh sang ibu,"bu....
ibu.... ibu... ibu...", tiba-tiba saja tubuh sang ibu terjatuh
lunglai, dengan sigap sang anak memangku ibunya. terlihat raut wajah ibu yang
masih basah dengan air mata, sang anak berusaha mengusap air mata di wajah ibu,
tetapi ketika tangan sang anak menyentuh hidung ibu, tidak dirasakan,
adanya peredaran udara di sekitar hidung ibunya. dicek ke nadi ibunyapun sudah
tidak berdetak lagi.
Menyadari
ibunya sudah meninggal dunia sang anak teriak histeris..
"IBUUUU......IBUUUUU....."
"maafkan aku ibu..."
"jangan tinggalkan aku
ibu...."
"engkau belum sempat
memaafkanku ibuu..."
"kemana lagi aku
mencari penggantimu ibu..."
"aku menyesal
ibu..."
"Ibuuuu.....
Ibuuuu......"
Sekian dulu ceritanya semoga bisa di ambil hikmah dan pelajaran di dalamnya...
No comments:
Post a Comment
Assalamualaikum.. Temen2 jangan lupa Komentar na ^_^