Kisah Ayam dan Elang
Penulis by Muhammad Hamdani, SHI
Dahulu kala di daerah pegunungan terpencil, hiduplah dua ekor binatang yang saling berteman dan bersahabat, binatang tersebut tidak lain adalah seekor ayam dan burung elang. Suatu ketika ayam melihat temannya tersebut begitu menyenangkannya bisa terbang kelangit dengan bebas, ayam merasa iri dengan sielang karena ayam tidak bisa seperti itu.
Hari berganti minggu dan bulan pun terus berlalu, elang selalu bermain bersama-sama dengan si ayam, elang pun berbicara: “oh wahai sahabatku apakah gerangan yang kau lamunkan itu, kalau bisa aku ingin membantu mu, karena senang sama senang dan susah kita selesaikan bersama juga”. Kemudian ayam pun menyahut: “hm kau tidak tau apa yang ku pikirkan, sebenarnya aku ingin jadi sepertimu, rasanya menyenangkan andaikan aku bisa terbang tinggi kelangit yang indah itu”.
Setelah mendengar curhatan dari sahabatnya itu, elang pun sontak terkejut, oh wahai sahabatku apakah engkau serius? Ya, kata ayam. Baiklah kata si elang, aku akan membantumu bagaimana caranya untuk bisa terbang. Mendengar hal itu alangkah gembiranya hati si ayam, akhirnya impiannya akan terwujud.
Keesokan harinya, elang datang menghampiri si ayam dengan membawa sebuah bulu, kata ayam “hei elang bagaimana janji mu itu?” “ya, ini aku bawakan harta warisan turun-temurun nenek moyangku, selama ini bangsa burung menyulam sayap –sayapnya dengan bulu emas ini sehingga kami bisa terbang, dan sekarang aku akan pinjamkan bulu emas ini tapi ingat ini harta yang sangat berharga, jangan sampai engkau merusaknya”, kata si elang.
“Baik aku akan menjaganya kata si ayam”, kemudian ayam dengan hati yang senang mulai menyulam sayap-sayapnya, namun itu perlu waktu sehingga tidak bisa selesai dalam sehari, keesokan harinya, tiba-tiba saja si ayam lalai dengan janjinya, dia menghilangkan bulu emas itu, dengan hati cemas dia terus dan terus mencari berharap bulu emas itu ketemu.
Akhirnya elang pun datang menengok si ayam, “bagaimana sahabatku apakah engkau sudah bisa terbang dengan bulu emas milikku? dan kenapa pula wajah mu itu seperti langit mau runtuh? apakah engkau masih tidak bahagia?” kata elang dengan heran. “Oh… elang sahabatku bagaimana aku bisa menjelaskan semua ini, aku takut dan bingung, sebenarnya aku sedih karena sudah ingkar janji kepadamu, aku menghilangkan bulu emasmu itu”, kata si ayam.
Mendengar hal itu, elang pun murka kepada si ayam, elang pun bersumpah akan membalas perbuatan si ayam tersebut dan memutuskan persahabatan selama ini, “wahai ayam, bulu emas itu bagaikan pusaka paling berharga dan engkau harus mempertanggungjawabkannya, aku bersumpah akan memakan semua keturunan mu apabila engkau tidak menemukan bulu emas tersebut”.
Ayam sangat ketakutan mendengar hal itu, ayam terus mengikih atau mengeruk tanah-tanah disekitarnya untuk mencari bulu emas milik si elang, sehingga sampai saat ini pun sampai keturunannya, ayam kalau makan sambil mengeruk tanah dan apabila ada elang maka induk ayam menyembunyikan anak-anaknya karena takut dimakan oleh keturunan-keturunan elang sampai sekarang. End
Catatan: Hikmah yang dapat di ambil adalah, janganlah memiliki sifat iri hati, karena akan menimbulkan masalah, kisah di atas dulunya bersahabat dan sebaliknya menjadi musuh, ayam dan elang keduanya salah, ayam yang ingkar janji dan elang yang tidak mau memaafkan. Penulis mendapatkan kisah ini dari sang nenek waktu admin masih kecil, mudah-mudahan kisah ini dapat bermanfaat, amin ya robbal alamin, wassalam.
Wah, ini cerita wktu saya SD. Hehe,
ReplyDelete