Pages

Ads 468x60px

Yasinan dan Tahlilan Bukan Bid'ah


Minggu (8/7/2017) Dari dulu hingga sekarang seolah tidak ada habisnya kalau membahas, memperdebatkan tentang bid'ah, berbagai alasan, argumen dikemukakan, ada yang mengatakan tidak sesuai al-quran, sunnah, ataupun ijtihad jumhur ulama. Berikut Argumen dari Mazhab Imam Syafi'i dan berbagai ulama, ustadz mengenai Yasinan dan Tahlilan tidak termasuk bid'ah. Silahkan menyimak kembali.


Imam Syafi’i rahimahullah,seorang ‘ulama besar pendiri madzhab syaafi’iyyah,mendefinisikan, bid’ah sbb,

ما أحدث يخالف كتابا أو سنة اأو أثرا أو اجماعا, فهذه البدعة الضلالة. وما أحدث من الخير, لا خلاف فيه لواحد من هذه الأصول, فهذه محدثة غير مذمومة

“ Bid’ah adalah apa-apa yang diadakan yang menyelisihi kitab Allah dan sunah-NYA, atsar, atau ijma’ maka inilah bid’ah yang sesat. Adapun perkara baik yang diadakan, yang tidak menyelisihi salah satu pun prinsip-prinsip ini maka tidaklah termasuk perkara baru yang tercela.”

Imam Ibnu Rojab rahimahullah dalam kitabnya yang berjudul “ Jami’ul Ulum wal Hikam “ mengatakan bahwa bid’ah adalah,

ما أُحْدِثَ ممَّا لا أصل له في الشريعة يدلُّ عليه ، فأمَّا ما كان له أصلٌ مِنَ الشَّرع يدلُّ عليه ، فليس ببدعةٍ شرعاً ، وإنْ كان بدعةً لغةً ، 

“ Bid’ah adalah apa saja yang dibuat tanpa landasan syari’at. Jika punya landasan hukum dalam syari’at, maka bukan bid’ah secara syari’at, walaupun termasuk bid’ah dalam tinjauan bahasa.”

Dalam definisi bid’ah yang dikemukakan oleh para ulama’ di atas, bukankah bisa difahami bahwa perkara baru atau perkara yang tidak ada contohnya dari Rasulullah SAW itu dibagi dua yaitu perkara baru yang sama sekali tidak ada dasarnya dalam syare’at dan perkara baru yang ada dasarnya dalam syare’at. Ibnu Rojab menegaskan bahwa perkara baru yang ada dasarnya dalam syare’at, itu tidak bisa dikatakan bid’ah secara syare’at walaupun sebenarnya ia termasuk bid’ah secara bahasa, dan jika suatu amalan dianggap bid’ah secara bahasa,tapi tidak secara syare’at,maka amalan tersebut boleh dilakukan,selagi tidak ada nash yang nyata nyata melarangnya.

KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani




Ustadz Abdul somad Lc.,MA





Saudara - saudaraku muslim, tinggalkan perdebatan, kesimpulannya : 1. Yang mau mengerjakan Tahlilan silahkan 2. Yang tidak mengerjakan Tahlilan ya silahkan

Menurut admin, sebaiknya kalau ada yang kematian, saudara seiman membantu untuk menghibur, baik bantuan logistik dan lainnya, silaturrahmi kerumah yang berduka, melakukan yang baik baik seperti membaca alquran surah yasin, alfatihah dan lainnya, berzikir bersama, alangkah indahnya kebersamaan dengan dilantunkan istigfar dan doa-doa kebaikan bersama.

No comments:

Post a Comment

Assalamualaikum.. Temen2 jangan lupa Komentar na ^_^