Segala puji (dengan cinta dan pengagungan) hanya milik Allah ta’ala, shalawat serta salam bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bagi keluarganya dan para pengikutnya.
Seorang pelajar muslim sudah sepatutnya bertawakal kepada Allah
ketika menghadapi ujian, dan ia pun mengharapkan pertolongan-Nya sambil
berusaha sesuai dengan cara-cara yang telah dituntunkan, sesuai dengan
hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah
daripada seorang mukmin yang lemah, namun pada keduanya terdapat
kebaikan. Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu,
mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah.” (HR.
Muslim No. 2664)
Cara-cara tersebut antara lain:
1. Berdoa kepada Allah sesuai dengan tuntunan Islam, seperti mengucapkan:
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي
‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii “
(Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku)
2. Membiasakan tidur awal waktu dan pergi menuju tempat ujian dengan tepat waktu.
3. Menyiapkan segala perlengkapan yang diperlukan atau
diperbolehkan, seperti pulpen, penggaris, penggaris siku, kalkulator,
dan jam tangan, karena dengan persiapan yang matang akan membantu
seseorang menjawab pertanyaan.
4. Membaca do’a keluar rumah:
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Bismillahi tawakkaltu ‘alaallahi laa haula wa laa quwwata illa billah
(Dengan nama Allah aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah)
اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ
أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ
يُجْهَلَ عَلَيَّ
“Allahumma a’udzu bika an adhilla aw udhalla, aw azilla aw uzalla, aw azhlima aw uzhlama, aw ajhala aw yujhala ‘alayya
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tersesat atau
disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, menzhalimi atau dizhalimi,
dan membodohi atau dibodohi).”
Jangan lupa meminta restu dari kedua orang tua, karena do’a mereka untukmu dikabulkan.
5. Menyebut nama Allah sebelum memulai. Menyebut nama Allah
disyari’atkan ketika memulai kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan. Hal
ini akan membawa berkah, dan mencari pertolongan Allah adalah salah satu
makna dari kekuatan.
6. Takutlah kepada Allah mengenai teman sekelasmu, dan jangan
terpengaruh oleh kecemasan atau ketakutan mereka sebelum ujian.
Kecemasan merupakan penyakit yang menular. Sebaliknya, buat mereka
merasa optimis dengan mengucapkan kata-kata yang baik seperti yang
dituntunkan dalam Islam. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam
merasa optimis ketika ia mendengar nama Suhayl (artinya “Mudah”) dan ia
bersabda: “Semua hal telah dijadikan mudah untukmu.” Ia senang mendengar
kata “Yaa Rashid” ketika ia pergi untuk suatu tujuan. Maka optimislah
kamu dan teman-temanmu akan lulus ujian.
7. Mengingat Allah (Dzikir) menghilangkan semua kecemasan dan
ketegangan. Jika suatu hal terlalu sulit bagimu maka mohonlah pada Allah
untuk membuatnya menjadi mudah bagimu. Kapanpun Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah Rahimahullah menemukan sesuatu yang terlalu sulit
untuk dimengerti, dia akan mengatakan, “Engkau yang telah mengajarkan
Ibrahim, ajarilah aku. Engkau yang menjadikan Sulaiman mengerti,
jadikanlah saya mengerti.”
8. Jika memungkinkan, pilihlah tempat duduk yang baik selama ujian.
Jaga tulang belakangmu tetap lurus, dan duduk di kursi dengan posisi
yang sehat.
9. Pertama-tama lihat keseluruhan soal ujian terlebih dahulu. Studi
menyarankan menghabiskan 10% dari waktu ujian untuk membaca soal dengan
seksama, mencatat kata-kata yang penting, dan melakukan pembagian waktu
untuk masing-masing soal.
10.Rencanakan untuk menjawab soal yang mudah dulu, kemudian yang
susah. Sambil membaca pertanyaan, tulis catatan atau ide-ide yang dapat
digunakan untuk menjawab soal nantinya.
11. Jawab pertanyaan berdasarkan tingkat kepentingan soal.
12.Mulai dengan menjawab soal-soal mudah yang kamu ketahui.
Kemudian kerjakan soal-soal yang memiliki bobot nilai tinggi, dan
akhirkan soal yang kamu tidak ketahui jawabannya, atau yang membutuhkan
waktu lama untuk menjawabnya, atau yang memiliki bobot nilai yang tidak
terlalu besar.
13.Jangan terburu-buru mengerjakan soal, seperti hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin
tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits Hasan, Shahihul Jami’
3011)
14. Pikirkan dengan hati-hati jawaban dan pilihlah jawaban yang
benar ketika menjawab soal pilihan ganda. Berikut cara menghadapi
soal-soal jenis tersebut. Jika kamu yakin telah memilih jawaban yang
benar, maka waspadalah terhadap was-was (bisikan dari setan). Jika kamu
tidak yakin, maka mulailah dengan mengeliminasi jawaban yang salah atau
tidak mungkin, kemudian pilihlah jawaban yang benar berdasarkan jawaban
yang kamu pikir paling mungkin. Jika kamu telah memilih satu jawaban,
maka jangan mengubahnya kecuali kamu yakin jawabanmu salah (terutama
jika terdapat pengurangan nilai untuk jawaban yang salah). Penelitian
menunjukkan bahwa jawaban yang benar biasanya merupakan jawaban pertama
yang seseorang pikirkan.
15.Pada tes tertulis, kumpulkan pikiranmu sebelum mulai menjawab.
Tulis kerangka jawabanmu dengan beberapa kata yang akan kamu diskusikan.
Kemudian berilah urutan untuk ide-idemu sesuai dengan urutan yang akan
kamu tuliskan.
16. Tulis pikiran pokok dari jawabanmu pada kalimat pertama,
karena inilah yang pemeriksa cari, dan dia mungkin tidak dapat
menemukannya jika pikiran pokok tersebut terletak di tengah halaman
sedangkan ia sedang terburu-buru.
17.Sediakan 10% waktu untuk mereview jawaban-jawabanmu. Beri cukup
waktu untuk mereview, terutama pada soal-soal matematika atau soal-soal
yang menggunakan angka. Tahan keinginan untuk menyerahkan kertas ujian
dengan cepat, dan jangan hiraukan orang yang pergi lebih dahulu dari
kamu. Mereka mungkin termasuk orang-orang yang menyerahkan kertas ujian
mereka terlalu awal.
18.Jika setelah selesai ujian kamu menemukan bahwa kamu menjawab
beberapa pertanyaan dengan salah, maka jadikanlah itu sebagai pelajaran
tentang pentingnya persiapan yang matang di kemudian hari, dan tidak
terburu-buru mengerjakan pertanyaan. Terima kehendak dan ketetapan Allah
dan jangan menjadi frustasi dan putus asa. Ingat sebuah hadits dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika engkau tertimpa
suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan
demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Qadarullah,
wa maa syaa’a fa’al’ (Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah
Dia kehendaki pasti terjadi). Karena perkataan law (seandainya) dapat
membuka pintu syaithon.” (Shahih Muslim, dan bagian pertama dari hadits ini telah disebutkan di atas).
19.Ketahuilah bahwa menyontek itu haram baik dilakukan saat tes Bahasa Asing ataupun saat tes lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Barangsiapa menipu, maka dia bukan termasuk golongan kami” (HR. Muslim no. 102).
Menyontek merupakan kemaksiatan dan berarti haram dilakukan untuk
mendapatkan gelar atau sertifikat, atau yang lainnya. Kamu tidak berhak
mendapatkan semua itu. Semua sepakat bahwa menyontek adalah salah satu
bentuk kerjasama dalam dosa dan maksiat. Maka lakukan ujian tanpa
berbuat sesuatu yang haram, dan Allah akan mencukupimu dengan
rahmat-Nya. Tolaklah semua tawaran yang haram yang datang padamu.
Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan
menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Kamu harus mengecam dan
menentang tindakan kecurangan, dan beri tahu panitia ujian hal-hal
seperti itu yang kamu lihat selama, sebelum, atau sesudah ujian
berlangsung. Hal ini bukan merupakan fitnah, akan tetapi ini merupakan
tindakan mengecam kejahatan (nahi munkar) yang wajib dilakukan.
Nasehati mereka yang menjual atau membeli soal ujian, memposting
soal ujian di internet, atau mereka yang mempersiapkan catatan untuk
contekan. Katakan pada mereka untuk takut kepada Allah, dan beri tahu
mereka tentang hukum perbuatan mereka dan uang yang mereka peroleh dari
perbuatan tersebut. Beri tahu mereka bahwa waktu yang mereka habiskan
untuk mempersiapkan hal-hal haram tersebut, jika mereka habiskan untuk
belajar, atau menjawab soal-soal ujian yang sebelumnya, atau saling
membantu satu sama lain untuk memahami pelajaran sebelum ujian, hal
tersebut tentu lebih baik dibandingkan melakukan hal-hal haram tersebut.
20. Ingatlah apa yang harus kamu siapkan untuk hari kiamat, dan
pertanyaan-pertanyaan di dalam kubur, dan bagaimana agar selamat di hari
kebangkitan. Barangsiapa yang selamat dari api neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, sungguh dia telah memperoleh kesuksesan.
Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita sukses di dunia dan
menjadikan kita termasuk orang-orang yang memperoleh kemenangan dan
diselamatkan di akhirat kelak, karena Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengabulkan doa.
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid
Sumber@
Diterjemahkan oleh Rahadian Faisal dari http://www.islamqa.com/en/ref/books/75
Diselesaikan menjelang Dzuhur, 26 Dulqo’dah 1432 H, 24 Oktober 2011, @Perpustakaan FK UGMartikel rahadianfaisal.blogspot.com dipublikasi ulang di islamituindah dan dimuat kembali di hamdanisekumpul
No comments:
Post a Comment
Assalamualaikum.. Temen2 jangan lupa Komentar na ^_^