.jpg)
Sebagaimana tradisi pada umat Nahdliyin, di malam per-tama, kedua dan ketiga, ketujuh dan seterusnya usai acara pe-makaman dilaksanakan tahlilan dan tadarusan.
Usai wirid dan doa Shalat Maghrib, Guru Sa’aduddin lang-sung memimpin tahlilan. Dzikir "Laa Ilaha Illallah" yang secara bersama-sama dilafadzkan jamaah menggema di dalam mushalla hingga ke pekarangan.
Jamaah pun larut dalam perasaan cinta kepada Allah, Nabi Muhammad SAW dan ulama sebagai waratsatul anbiya, khusus almarhum Guru Sekumpul.
Uniknya, meski kebiasaan di masyarakat Nahdliyin usai tahlilan mulai maniga hari hingga haul ada bamakanan, namun hari pertama tahlilan di Sekumpul, tadi malam, tidak ada acara tersebut.
Selepas Isya, ratusan jamaah langsung menuju kubah menziarahi makam almarhum Guru Sekumpul, yang diapit makam KH Saman Jalil dan KH Seman Mulia (paman Guru Sekumpul).
Tampak puluhan jamaah secara bergiliran menyentuh atau mencium nisan sambil meneteskan air mata. Sebagian lagi membaca doa agar almarhum diampuni segala dosanya dan mendapat keridhaan Allah dekat di sisi-Nya.
Ratusan jamaah lainnya, memilih membaca Alquran atau Surah Yasin di lantai kubah, yang sengaja dihamparkan permadani indah. Ibadah mereka begitu khusyuk, di tengah aroma harum dan sejuk dari wewangian yang ditabur di pusara makam.
No comments:
Post a Comment
Assalamualaikum.. Temen2 jangan lupa Komentar na ^_^